Sumber: KCNA,Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pangkalan rudal untuk memeriksa kesiapan mereka dalam melakukan tindakan pencegahan strategis. Dalam kesempatan itu, Kim Jong Un menyebut kemampuan nuklir AS sebagai ancaman yang semakin besar bagi negara tersebut.
Berdasarkan laporan media pemerintah KCNA seperti dikutip Reuters, Rabu (23/10), Kim Jong Un mengatakan, persenjataan nuklir strategis AS menimbulkan ancaman yang terus meningkat bagi lingkungan keamanan Korea Utara.
Sehingga, menuntut Pyongyang untuk mempertahankan sikap penangkalan yang ketat terhadap kekuatan nuklirnya.
Baca Juga: Tuding Pasukan Korut Tiba di Rusia, Korsel Ancam Pasok Senjata Mematikan ke Ukraina
Korea Utara telah meningkatkan pengembangan rudal balistik dan persenjataan nuklirnya, menarik sanksi internasional, dan membentuk hubungan militer yang erat dengan Rusia.
Kunjungan Kim ke pangkalan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan dan sekutunya.
Hal ini mencakup kekhawatiran atas apa yang dikatakan Seoul sebagai pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia untuk bertempur di Ukraina, klaim yang telah dibantah oleh Pyongyang.
Tonton: Pasukan Korea Utara Bantu Putin, Tanda-Tanda Ekonomi Rusia Babak Belur?
Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Shin Won-sik dan Jacek Siewiera, kepala Biro Keamanan Nasional Polandia, menyatakan kekhawatiran atas kerja sama militer Pyongyang dengan Moskow selama pertemuan di Seoul.
Keduanya juga sepakat untuk bekerja sama erat dengan komunitas internasional terkait masalah ini, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor kepresidenan Korea Selatan.
Dalam laporan KCNA, Kim juga menyerukan modernisasi angkatan bersenjata dengan memberikan prioritas pada rudal strategis di masa depan, menyebutnya sebagai "prinsip penting dari strategi untuk membangun pertahanan nasional."
Baca Juga: Intelijen Korsel Buktikan 1.500 Pasukan Khusus Korea Utara Telah Dikirim ke Rusia
KCNA melaporkan, dalam kunjungannya, Kim Jong Un didampingi oleh Kim Yo Jong, saudara perempuannya, dan Kim Jong Sik, wakil direktur departemen pertama Komite Sentral Partai Buruh Korea yang berkuasa.
Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan Kim mengenakan mantel kulit sedang memeriksa pangkalan rudal.
KCNA tidak menyebutkan kapan kunjungan tersebut dilakukan.