Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dilaporkan telah memantau langsung peluncuran serentak apa yang disebut sebagai roket super besar. Peluncuran ini mensyimulasikan serangan balik nuklir terhadap sasaran musuh.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada hari Senin (22/4) melaporkan bahwa peluncuran ini merupakan demonstrasi pertama sistem pengelolaan dan pengendalian senjata nuklir yang disebut "Haekbangashoe" yang berarti pemicu nuklir.
Dilansir AP News, laporan KCNA menggambarkan latihan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan beragam cara serangan kekuatan nuklir Korea Utara, terutama di tengah ketegangan yang semakin mendalam dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Korea Utara menggambarkan dua negara itu sebagai negara "penghasut perang" yang meningkatkan ketegangan di wilayah sekitar Korea dengan latihan militer gabungan.
Baca Juga: Kim Jong Un: Sekarang Waktunya untuk Lebih Bersiap Menghadapi Perang
Laporan mengenai adanya simulasi penangkal serangan ini muncul sehari setelah militer Korea Selatan dan Jepang mendeteksi bahwa Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek dari wilayah dekat ibukotanya, Pyongyang, ke arah laut timurnya.
Analis mengatakan, roket artileri berukuran besar milik Korea Utara ada di batas antara sistem artileri dan rudal balistik karena mampu menciptakan daya dorong sendiri dan dipandu selama pengiriman.
Korea Utara sempat menggambarkan beberapa sistem ini mampu mengirimkan hulu ledak nuklir taktis. Salah satu sistem tersebut termasuk peluncur roket ganda 600mm yang diuji pada hari Senin.
Dalam laporannya, KCNA menyertakan foto yang menunjukkan setidaknya empat roket ditembakkan dari kendaraan peluncur. Terlihat di sana Kim Jong Un menyaksikan dari pos pengamatan.
Baca Juga: Korea Utara Disebut Telah Menembakkan Rudal Balistiknya
Mereka juga menjelaskan bahwa roket-roket tersebut terbang sejauh 352 kilometer sebelum secara akurat mengenai sasaran di sebuah pulau.
"Latihan tersebut memverifikasi keandalan sistem komando, manajemen, kendali dan operasi seluruh kekuatan nuklir. Pemimpin (Kim) merasa puas dengan latihan tersebut, menunjukkan bagaimana militer bersenjata nuklirnya memperluas ruang operasi serangan nuklir taktis dan mendiversifikasinya," KCNA melaporkan.
Lebih lanjut, Kim mengatakan bahwa latihan ini sangat penting untuk mempersiapkan kekuatan nuklir Korea Utara agar dapat dengan cepat dan tepat melaksanakan misi penting untuk mencegah perang dan mengambil inisiatif dalam perang kapan pun dan dalam situasi apa pun.