Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Turki berencana mengadakan latihan menembak di Mediterania Timur pada 1-2 September, yang terbaru dari serangkaian latihan militer yang telah memicu ketegangan dengan Yunani.
Pengumuman itu datang beberapa jam sebelum Parlemen Yunani kemungkinan akan meratifikasi perjanjian dengan Mesir yang menetapkan batas laut antara kedua negara, sebuah langkah yang Turki anggap sebagai penghinaan.
NATO menyatakan, Yunani dan Turki telah terkunci dalam perselisihan mengenai kendali atas perairan Mediterania Timur, yang meningkat setelah Ankara mengirim kapal survei seismik ke wilayah yang disengketakan bulan ini.
Pengiriman kapal survei seismik itu Yunani sebut sebagai tindakan ilegal. Mereka berselisih tentang hak atas sumber daya hidrokarbon potensial, berdasarkan klaim yang saling bertentangan mengenai luas landas kontinen.
Baca Juga: Kian panas, Erdogan: Jika ada yang mau menerima akibatnya, silakan hadapi kami
Mengutip Reuters, Angkatan Laut Turki mengeluarkan advisory terbaru, yang dikenal sebagai Navtex, pada Kamis (27/8). Isinya: mereka akan mengadakan latihan penembakan di Mediterania Timur di lepas pantai Iskenderun, Timur Laut Siprus.
Ini sekaligus memperpanjang pekerjaan survei seismik kapal Oruc Reis di Barat Daya Siprus hingga 1 September.
Saat berbicara di sebuah acara memperingati kemenangan militer abad ke-11 oleh Seljuk Turki atas kekaisaran Bizantium di Malazgirt, Presiden Tayyip Erdogan menegaskan, Turki bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan haknya di Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania.
"Kami tidak akan berkompromi atas apa yang menjadi milik kami. Kami bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan," tegas Erdogan, Rabu (26/8), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Erdogan dan Trump bahas ketegangan Mediterania via telepon
Menjadi penyebab perang
Ketika perselisihan melebar, Prancis mengatakan pada Rabu (26/8), mereka akan bergabung dengan latihan militer Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania timur.
Melansir Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan, penempatan pesawat militer Prancis di Siprus melanggar perjanjian mengenai kontrol dan administrasi pulau itu setelah kemerdekaan dari Inggris pada 1960.
Aksoy menyatakan, sikap Prancis secara berbahaya mendorong Yunani dan Siprus untuk semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Parlemen Yunani kemungkinan bakal meratifikasi kesepakatan yang mendefinisikan batas lautnya dengan Mesir, setelah mengesahkan perjanjian serupa dengan Italia.
Baca Juga: Turki bakal murka, Prancis gabung dengan latihan militer Yunani, Siprus, dan Italia
Yunani sekarang berencana untuk memperluas perairan teritorialnya di Laut Ionia menjadi 12 mil laut dari pantainya, dari sebelumnya hanya enam mil laut.
Turki telah memperingatkan, langkah serupa oleh Athena di perairan Timur Yunani akan menjadi penyebab perang.
Juru bicara Pemerintah Yunani Stelios Petsas menyebutkan, hak Yunani untuk menggeser perbatasan laut Baratnya berasal dari Hukum Laut dan berhak melakukannya di wilayah laut lain, jika diputuskan.
“Ketegangan bukan diciptakan oleh Yunani, yang siap berkontribusi dalam deeskalasi,” ucapnya seperti dikutip Reuters.