kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turki mendapat restu untuk mengambil alih peran AS di Afghanistan


Jumat, 18 Juni 2021 / 09:49 WIB
Turki mendapat restu untuk mengambil alih peran AS di Afghanistan
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT NATO di Brussels, Belgia 14 Juni 2021.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Turki dipastikan akan mengambil alih peran Amerika Serikat untuk menjaga keamanan bandara Kabul, Afghanistan, setelah seluruh pasukan AS angkat kaki dari Afghanistan.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada hari Kamis (17/6), melaporkan bahwa kesepakatan tersebut lahir di KTT NATO hari Senin (14/6). Kedua negara secara khusus membahas masalah Afghanistan.

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, berusaha mencari dukungan AS untuk mengamankan bandara. Niat baik Turki tersebut mendapat dukungan dari Presiden AS, Joe Biden.

"Komitmen yang jelas telah ditetapkan para pemimpin, Turki akan memainkan peran utama dalam mengamankan Bandara Internasional Hamid Karzai. Sekarang kami (AS) akan mencari cara untuk menjalankan itu," ungkap Sullivan, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Setelah tinggalkan Afghanistan, AS berencana alihkan pasukan ke dekat Rusia

Pekan lalu, seorang juru bicara Taliban mengatakan Turki harus menarik pasukannya dari Afghanistan di bawah kesepakatan 2020 terkait penarikan pasukan AS.

"Turki adalah bagian dari pasukan NATO dalam 20 tahun terakhir, jadi mereka harus mundur dari Afghanistan berdasarkan Perjanjian yang kami tandatangani dengan AS pada 29 Februari 2020," ungkap juru bicara Taliban Suhail Shaheen kepada Reuters.

Pihak Turki mengajukan proposal untuk mengambil alih bandara Kabul pada pertemuan NATO bulan Mei, dan berharap bisa menggantikan AS dalam mendukung Afghanistan melawan Taliban.

Hubungan AS dan Turki diharapkan bisa membaik

AS dan Turki telah berselisih mengenai sejumlah masalah termasuk pembelian senjata S-400 dari Rusia. Sejak saat itu sejumlah perbedaan pendapat kerap muncul di antara Biden dan Erdogan.

Baca Juga: Kapal induk AS di Asia Pasifik akan ditugaskan menjemput tentara di Afghanistan




TERBARU

[X]
×