Reporter: Rika Theo |
ZURICH. UBS membayar denda US$ 1,5 miliar dan akhirnya mengakui melakukan penipuan investasi (fraud), Rabu (19/12). Bank Swiss itu telah menyuap broker dan memanipulasi suku bunga acuan global, Libor.
Penalti itu disetujui oleh regulator AS, Inggris, dan Swiss. Nilainya lebih dari tiga kali lipat penalti yang dibayar Barclays Juni lalu yang sebesar US$ 450 juta.
Nilai penalti UBS juga menjadi denda terbesar kedua yang dibayar sebuah bank. Sepekan lalu, HSBC telah membayar denda terbesar dunia yaitu US$ 1,92 miliar untuk keterlibatannya dalam pencucian uang kartel obat-obatan di Amerika Serikat.
Permasalahan ini merupakan pukulan lain ke UBS yang telah mengalami masa sulit sepanjang 18 bulan terakhir. UBS merugi US$ 2,3 miliar dalam sebuang skandal trading yang dilakukan mantan tradernya.
"Kami sangat menyesali kelakukan yang tak pantas dan tak etis ini. Tak ada keuntungan sebesar apapun yang lebih penting daripada reputasi perusahaan ini, dan kami berkomitmen untuk melakukan bisnis dengan integritas,: ujar Chief Executive YBS Sergio Ermotti dalam pernyataan tertulis saat mengungkapkan kesalahan UBS.
UBS mengaku terlibat dalam skandal manipulasi Libor selama enam tahun, yaitu dari 2005-2010.
UBS mengatakan akan membayar US$ 1,2 miliar kepada Departemen Kehakiman AS dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC), 160 juta pound kepada Financial Services Authority Inggris, dan 59 juta Swiss francs kepada regulator Swiss Finma.
"Intinya adalah perbandingan nilai penalti UBS dnegan Barclays sangat buruk, tiga kali lipatnya. Ini pertanda ada kelakuan yang lebih mengerikan," ujar Chris Wheeler, analis Mediobanca di London
UBS mengatakan bahwa denda tersebut akan memperbesar rugi bersih di kuartal keempat. Meski begitu, ia menegaskan belum perlu menambah modal baru.