Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto global kembali bergejolak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama antara Iran dan Israel, ikut memicu kekhawatiran investor dan mendorong aksi jual besar-besaran di pasar aset digital.
Trump Ancam Ayatollah: “Kami Tahu Tempat Persembunyiannya”
Melalui unggahannya di platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Selasa waktu setempat, Trump menulis:
“Kami tahu persis di mana ‘Pemimpin Tertinggi’ bersembunyi. Ia adalah target yang mudah, tapi untuk saat ini kami tidak akan membunuhnya.”
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat “tidak menginginkan peluncuran rudal ke warga sipil atau tentara AS” dan memperingatkan bahwa “kesabaran kami semakin menipis.” Trump juga menyerukan “penyerahan tanpa syarat” dari pihak Iran.
Pernyataan ini disampaikan di tengah memanasnya konflik Iran-Israel, setelah Israel melancarkan serangan udara masif terhadap Iran pekan lalu, yang kemudian dibalas dengan serangan drone dan rudal oleh Iran.
Baca Juga: Trader Bitcoin Hati-Hati! BTC Sedang Mendekati Ambang Batas Short Squeeze Bersejarah
Harga Bitcoin dan Altcoin Menurun
Tak lama setelah pernyataan Trump dipublikasikan, harga Bitcoin (BTC) langsung terjun bebas dari US$104.310 menjadi US$103.553 dalam waktu kurang dari satu jam, menurut data CoinMarketCap. Namun, BTC kemudian pulih dan diperdagangkan di kisaran US$105.450 saat artikel ini ditulis.
Aset kripto lainnya juga mengalami penurunan:
-
Ether (ETH) turun 1,3% menjadi US$2.462
-
XRP turun tipis dari US$2,15 ke US$2,14
Sementara itu, Indeks Crypto Fear & Greed—indikator sentimen investor kripto—jatuh 16 poin dari zona "Greed" ke "Neutral" untuk pertama kalinya dalam 11 hari terakhir, mencetak skor 52 dari 100.
Sentimen Pasar Kripto: Ketidakpastian Geopolitik dan Efek Trump
Ini bukan pertama kalinya pasar kripto bereaksi terhadap pernyataan Trump. Sejak kembali menjabat sebagai presiden pada awal 2025, setiap kebijakan atau komentar Trump yang kontroversial kerap memicu fluktuasi tajam.
-
2 Februari 2025: Bitcoin anjlok di bawah US$100.000 setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif impor untuk Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.
-
Desember 2024: Pasca kemenangan Trump dalam Pilpres AS, harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di angka US$100.000.
Namun kini, ketegangan baru dengan Iran membuka risiko tekanan jangka pendek terhadap harga kripto.
Baca Juga: Siapa Penguasa Bitcoin Terbanyak di Dunia? BlackRock vs Michael Saylor
Analis Prediksi Bitcoin Bisa Jebol US$100.000
Beberapa analis memprediksi bahwa Bitcoin kemungkinan besar akan kembali menguji batas psikologis US$100.000 dalam waktu dekat.
Crypto analyst Doctor Profit menyebutkan: “Bitcoin akan jatuh di bawah US$100.000 dalam beberapa hari ke depan, bahkan bisa turun hingga US$93.000. Pasar saham pun akan ikut tertekan.”
Ia juga memperkirakan indeks S&P 500 akan terkoreksi 7–10%.
Namun, sebagian trader seperti Jelle melihat pergerakan Bitcoin di atas US$100.000 sebagai tanda konsolidasi sehat untuk tren naik jangka menengah. “Ini jauh lebih berkelanjutan dibandingkan lonjakan harga tanpa fondasi yang kuat,” ujarnya.
Sementara itu, analis dari Bitfinex memperingatkan bahwa Bitcoin harus bertahan di atas US$102.000 agar tetap berada di jalur pemulihan. Jika tidak, risiko penurunan lebih lanjut akan meningkat.