Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Kerumunan massa pun menyanyikan lagu protes "Glory to Hong Kong" sambil melambaikan ponsel mereka yang mengeluarkan cahaya.
Beberapa ratus orang juga berkumpul di luar kampus Polytechnic University (Poly U), yang diserbu polisi setelah pengepungan selama hampir dua minggu.
Baca Juga: China mengancam akan ambil tindakan tegas pasca Trump teken UU dukungan Hong Kong
"Situasi di Poly U masih menjadi bencana," ujar Ng, 30 tahun, yang mengenakan pakaian hitam dan masker bedah. "Kami ingin menunjukkan, bahwa kami tidak akan pernah melupakan insiden Poly U," tegasnya.
Universitas menjadi medan pertempuran pada pertengahan November ini, ketika para pemrotes membarikade diri mereka dan bentrok dengan polisi anti huru hara dalam guyuran "hujan" bom molotov, meriam air, dan gas air mata.
Tidak jelas, apakah ada pengunjuk rasa yang masih tetap bertahan di kampus Poly U. Sebab, sekitar 100 polisi berpakaian preman bergerak masuk pada Kamis pagi untuk mengumpulkan bukti dan mengeluarkan barang-barang berbahaya seperti bom molotov.
Baca Juga: Global Times: Para perancang UU Hong Kong dilarang masuk ke China
Polisi mengklaim, mereka menemukan lebih dari 3.000 bom molotov dan ratusan botol cairan korosif. "Operasi akan selesai hari ini," kata Asisten Komisaris Polisi Chow Yat-ming seperti dilansir Reuters.