Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - STRASBOURG. Ketua Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen pada Rabu (15/12) memperingatkan, varian Omicron bisa menjadi dominan di Eropa bulan depan, tetapi blok 27 negara itu memiliki cukup vaksin untuk memerangi pandemi.
“Jika Anda melihat waktu yang dibutuhkan untuk kasus baru berlipat ganda, tampaknya menjadi dua kali lipat setiap dua atau tiga hari. Dan itu sangat besar," katanya, seperti dikutip Channel News Asia.
"Kami diberitahu bahwa pada pertengahan Januari (tahun depan), kami memperkirakan, Omicron menjadi yang varian baru yang dominan di Eropa," ujar von der Leyen kepada Parlemen Eropa, menunjuk pada data ilmiah.
"Tetapi, selama setahun terakhir, kami telah bekerja keras dan kami telah mencapai banyak hal, dan itulah mengapa Eropa sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk memerangi virus," imbuh dia.
Baca Juga: Penyebaran kian meluas, varian Omicron sudah terdeteksi di 77 negara
Omicron mungkin ada di sebagian besar negara
Von der Leyen bersikeras, ada "dosis vaksin yang cukup untuk setiap orang Eropa sekarang", ketika negara-negara UE mendorong untuk memberikan suntikan booster untuk memerangi varian Omicron yang menyebar dengan cepat.
"Kami sekarang dalam posisi untuk memproduksi 300 juta dosis vaksin per bulan di sini, di Eropa," ungkapnya.
"Kami memiliki kontrak yang memastikan bahwa kami akan menerima vaksin setelah mereka beradaptasi dengan varian baru sesegera mungkin. Dan, kami diberitahu, itu akan memakan waktu sekitar 100 hari untuk mengadaptasi vaksin yang kami miliki," sebut dia.
Sejauh ini, 66,6% populasi UE telah mendapat dua dosis vaksin Covid-19 dan 62 juta telah menerima suntikan booster.
Baca Juga: Kasus mingguan Covid-19 global turun, walau penyebaran varian Omicron meluas
Von der Leyen mengatakan, "hal terpenting sekarang" adalah mendongkrak tingkat vaksinasi secara keseluruhan, termasuk di antara anak-anak. Dan, UE perlu meningkatkan pertempuran untuk mengatasi "skeptisisme vaksin".
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (14/12) mengungkapkan, varian Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan "mungkin" ada di sebagian besar negara.
Sejak varian baru yang sangat bermutasi itu pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan bulan lalu, Omicron sudah dilaporkan di 77 negara, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir Channel News Asia.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Uni Eropa dalam laporan terbarunya pada Selasa menghitung, total ada 2.127 kasus Omicron yang dikonfirmasi di UE dan beberapa negara mitra, dengan jumlah terbesar di Denmark, Norwegia, Prancis, Jerman, dan Belgia.