Reporter: Dupla Kartini, BBC | Editor: Dupla Kartini
BRUSSELS. Menteri luar negeri Uni Eropa kemungkinan akan mengumumkan larangan bertahap pembelian minyak Iran pada pertemuan hari ini (23/1), di Brussels. Ini akan menjadi langkah terbaru yang dilakoni Uni Eropa sebagai balasan atas program nuklir Iran. Saat ini, mereka masih membeli sekitar 20% minyak dari Iran.
Uni Eropa akan segera melarang penandatanganan kontrak-kontrak minyak baru dengan Iran, dan akan mengumumkan larangan impor pada Juli mendatang, untuk memberi waktu bagi anggotanya mendapatkan minyak dari sumber lain.
Pada Kamis lalu, Diplomat Uni Eropa pun telah sepakat menjatuhkan sanksi terhadap bank sentral Iran. Tapi, potensi dampak embargo minyak lebih substansial. Korespondensi BBC di Iran, James Reynolds menyebutkan, minyak adalah aset yang paling berharga bagi Iran. Penjualan minyak menyokong keuangan dan pemerintahan Iran. Keputusan Uni Eropa untuk menghentikan pembelian dari Iran dapat merusak perekonomian Iran.
Iran menjual sebagian besar minyaknya ke negara-negara di Asia. Saat ini, Uni Eropa dan Amerika Serikat juga berupaya membujuk negara-negara Asia untuk mengurangi pembelian minyak dari Iran.
Meski demikian, Jumat lalu, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton menuturkan, negara-negara Eropa tetap terbuka untuk berdiplomasi, bahkan saat sanksi sedang diberlakukan. Dia bilang, pihaknya belum menerima balasan atas tawaran untuk berdiplomasi yang ditawarkan kepada Iran pada Oktober lalu.
Sementara itu, pihak Iran membantah bahwa mereka berusaha untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran menyatakan, pembicaraan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan sengketa tersebut, bukan dengan pengenaan sanksi.
Adapun, Pentagon mengklaim, pesawat induk AS, USS Abraham Lincoln, serta sebuah kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan sebuah kapal perang Perancis, telah melewati Selat Hormuz di pintu masuk Teluk Persia. Mereka bersiap menghadapi ancaman Iran memblokir rute perdagangan.