kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Uni Eropa Tunda Balas Tarif AS, Setelah Donald Trump Melunak


Kamis, 10 April 2025 / 21:27 WIB
Uni Eropa Tunda Balas Tarif AS, Setelah Donald Trump Melunak
ILUSTRASI. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen: Uni Eropa memutuskan menunda langkah balasan atas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, setelah Trump melunakkan sebagian besar tarif tinggi yang baru ia tetapkan sehari sebelumnya. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Perang Dagang Memanas

China merespons keras langkah AS. Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yongqian, menegaskan bahwa Beijing menolak "ancaman dan pemerasan" dari Washington. Ia menambahkan bahwa China siap berunding, namun harus atas dasar saling menghormati.

China sebelumnya sudah menaikkan tarif atas produk AS hingga 84% untuk menandingi langkah AS. Tidak menutup kemungkinan, Beijing kembali menaikkan tarif sebagai bentuk balasan lanjutan.

Baca Juga: Trump Diduga Ambil Keuntungan dari Manipulasi Pasar, Senator AS Desak Investigasi

Sementara Trump mengklaim tarif ini bertujuan memperbaiki defisit neraca perdagangan AS, ia juga menyatakan peluang untuk menyelesaikan ketegangan dagang dengan China masih terbuka.

Namun, fokus negosiasi saat ini akan diarahkan ke negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam yang telah menyampaikan minat untuk mencapai kesepakatan dagang.

Pasar Global Berfluktuasi

Keputusan Trump menahan tarif disambut positif di bursa saham. Indeks saham AS melonjak dan sentimen positif menyebar ke pasar Asia dan Eropa pada Kamis.

Namun, pasar minyak justru terkoreksi 2% seiring kekhawatiran berlanjutnya perang dagang AS-China yang bisa memicu resesi.

Bank sentral Eropa pun masih berhati-hati. Anggota Dewan Gubernur ECB, Francois Villeroy de Galhau, menyebut bahwa perkembangan terbaru "tidak seburuk sebelumnya", namun ketidakpastian tetap menjadi ancaman bagi pertumbuhan.

Baca Juga: Trump Tunda Kebijakan Tarif Selama 90 Hari, Apa yang Perlu Dilakukan Indonesia?

Pelaku industri juga menyambut keputusan Trump dengan hati-hati. Ketua asosiasi anggur dan minuman keras Prancis (FEVS), Nicolas Ozanam, menyebut penundaan tarif sebagai "kabar setengah baik".

Ia menjelaskan bahwa penangguhan tarif memungkinkan pengusaha Prancis kembali mengekspor dengan beban tarif yang lebih ringan, namun jendela waktu 90 hari dinilai terlalu sempit. Ditambah lagi, bea masuk sebesar 10% masih berlaku.

"Ini tetap akan menyebabkan kenaikan harga dan penurunan konsumsi di pasar AS," ujarnya kepada Reuters.




TERBARU

[X]
×