Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, kerahasiaan seputar persenjataan mereka berarti tidak jelas apakah Pakistan atau India dapat bertahan dari serangan nuklir pertama dan membalas, sesuatu yang disebut “kemampuan serangan kedua”.
Kapasitas ini menghentikan lawan dari upaya memenangkan perang nuklir melalui serangan pertama dengan mencegah agresi yang dapat menyebabkan eskalasi nuklir.
Tanpa kemampuan ini, secara teori, tidak ada yang dapat menghentikan satu pihak untuk meluncurkan hulu ledak ke pihak lain.
Informasi saja, India dan Pakistan berada di ambang konflik terbuka, setelah militer India menyerang jauh di dalam Pakistan pada dini hari tanggal 7 Mei 2025.
Aksi itu merupakan balasan atas serangan teroris yang menewaskan 26 warga sipil di Kashmir yang dikelola India pada bulan April.
Mengutip The Straits Times, dalam tindakan paling ekspansif yang pernah dilakukan terhadap tetangganya, India menghujani serangan udara terhadap apa yang menurut pejabat militer adalah "kamp teroris" di wilayah sejauh 30 km dari perbatasan de facto.
Pakistan menyebut ini sebagai tindakan perang, dengan mengatakan bahwa 26 orang yang tewas termasuk warga sipil dan bersumpah untuk menanggapi "pada waktu, tempat, dan cara" yang dipilihnya.
Sementara itu, penembakan lintas batas di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan de facto, pada tanggal 7 Mei menewaskan sekitar 15 orang di India.
Baca Juga: Situasi Keamanan Panas, Batik Air Batalkan Sementara Penerbangan ke Pakistan & India
Kashmir di inti pertikaian
AP melaporkan, India dan Pakistan masing-masing mengklaim Kashmir sejak 1947, ketika keduanya memperoleh kemerdekaan. Dan pertikaian perbatasan telah menciptakan ketidakstabilan di wilayah tersebut selama beberapa dekade.
Setiap negara menguasai sebagian Kashmir, yang dibagi oleh perbatasan yang dijaga ketat oleh militer.
Kedua musuh bebuyutan ini juga telah berperang tiga kali memperebutkan Kashmir, tempat pemberontak bersenjata menentang kekuasaan India.
Banyak warga Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan wilayah tersebut, baik di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara merdeka.
Gejolak perbatasan dan serangan militan di Kashmir yang dikuasai India telah mendorong New Delhi untuk mengambil posisi yang semakin keras terhadap Islamabad, menuduhnya melakukan aksi "terorisme".
Baca Juga: India dan Pakistan Saling Serang, Kini di Ambang Konflik Terbuka