kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.311   115,69   1,61%
  • KOMPAS100 1.121   16,57   1,50%
  • LQ45 892   15,30   1,74%
  • ISSI 222   1,80   0,82%
  • IDX30 459   10,34   2,30%
  • IDXHIDIV20 553   13,66   2,53%
  • IDX80 129   1,61   1,27%
  • IDXV30 137   2,48   1,85%
  • IDXQ30 153   3,49   2,34%

Upaya CEO Baru Ingin Kembalikan Starbucks Sebagai Kedai Kopi


Sabtu, 14 September 2024 / 21:59 WIB
Upaya CEO Baru Ingin Kembalikan Starbucks Sebagai Kedai Kopi
ILUSTRASI. GERAI BARU - Starbucks Indonesia hari ini melebarkan sayap dengan membuka gerai ke empat di Pentacity Shopping Venue, Jumat (1/4). TRIBUN KALTIM/Aridjwana


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Starbucks, yang mengalami penurunan penjualan akibat pergeseran dari kedai kopi tradisional ke model pemesanan melalui ponsel, berencana untuk kembali ke akar sebagai "kedai kopi komunitas" di bawah kepemimpinan CEO barunya, Brian Niccol. 

Niccol mengungkapkan rencana tersebut dalam surat kepada karyawan dan pelanggan pada hari keduanya menjabat.

Niccol, yang dikenal sebagai sosok yang mampu melakukan perbaikan di industri restoran, berkomitmen untuk mengembalikan suasana Starbucks dengan penambahan kursi yang nyaman, desain yang lebih baik, dan pemisahan jelas antara layanan "untuk dibawa pulang" dan "untuk dinikmati di tempat". 

Baca Juga: CEO Baru Ingin Jadikan Starbucks Kembali Sebagai Kedai Kopi Lagi

Ia mengakui bahwa Starbucks telah menyimpang dari inti bisnisnya dan bertekad untuk meningkatkan pengalaman di dalam toko agar mencerminkan ciri khas Starbucks.

Starbucks telah menghadapi penurunan penjualan selama dua kuartal berturut-turut, dengan pelanggan mengeluhkan harga tinggi, pesanan lambat melalui aplikasi, dan pilihan makanan yang kurang menarik. 

Perusahaan juga menghadapi tekanan dari karyawan dan investor, serta gelombang pengorganisasian serikat pekerja yang mencerminkan frustrasi terhadap kondisi kerja, gaji, dan tunjangan.

Baca Juga: Pendapatan Starbucks Turun, CEO Baru Kembali pada Strategi Lama

Saat ini, Starbucks sedang bertransisi ke model bisnis yang lebih didorong oleh teknologi, dengan lebih dari 70% penjualannya berasal dari aplikasi seluler dan layanan drive-thru di sekitar 9.500 toko di Amerika Serikat. 

Niccol telah mengunjungi beberapa toko dan berbicara dengan karyawan serta pelanggan, mengidentifikasi masalah seperti transaksi yang terasa impersonal, menu yang membingungkan, dan waktu tunggu yang lama.

Niccol menekankan pentingnya memberdayakan barista dengan alat dan waktu yang cukup untuk membuat minuman yang berkualitas. Ia juga mengakui bahwa pesanan melalui ponsel dapat menumpuk dan membebani pekerja.

Baca Juga: Warren Buffett dan Bill Gates Rajin Koleksi Saham Emiten Makanan Cepat Saji

Meskipun Niccol tinggal di Newport Beach, California, dan belum pindah ke kantor pusat Starbucks di Seattle, perusahaan menyatakan bahwa ia akan membagi waktunya antara toko-toko, kantor pusat, dan interaksi dengan karyawan Starbucks di seluruh dunia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×