kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pendapatan Starbucks Turun, CEO Baru Kembali pada Strategi Lama


Jumat, 13 September 2024 / 05:55 WIB
Pendapatan Starbucks Turun, CEO Baru Kembali pada Strategi Lama
ILUSTRASI. Customers dine in a Starbucks store, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Petaling Jaya, Malaysia June 12, 2020. Starbucks berencana kembali ke konsep bisnis awal sebagai kedai kopi komunitas di bawah kepemimpinan CEO barunya.


Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Starbucks, yang mengalami penurunan penjualan akibat pergeseran dari kedai kopi tradisional ke model pemesanan melalui ponsel, berencana untuk kembali ke akar sebagai "kedai kopi komunitas" di bawah kepemimpinan CEO barunya, Brian Niccol. 

Niccol mengungkapkan rencana tersebut dalam surat kepada karyawan dan pelanggan pada hari keduanya menjabat.

Niccol, yang dikenal sebagai sosok yang mampu melakukan perbaikan di industri restoran, berkomitmen untuk mengembalikan suasana Starbucks dengan penambahan kursi yang nyaman, desain yang lebih baik, dan pemisahan jelas antara layanan "untuk dibawa pulang" dan "untuk dinikmati di tempat". 

Baca Juga: CEO Baru Ingin Jadikan Starbucks Kembali Sebagai Kedelai Kopi Lagi

Ia mengakui bahwa Starbucks telah menyimpang dari inti bisnisnya dan bertekad untuk meningkatkan pengalaman di dalam toko agar mencerminkan ciri khas Starbucks.

Starbucks telah menghadapi penurunan penjualan selama dua kuartal berturut-turut, dengan pelanggan mengeluhkan harga tinggi, pesanan lambat melalui aplikasi, dan pilihan makanan yang kurang menarik. 

Perusahaan juga menghadapi tekanan dari karyawan dan investor, serta gelombang pengorganisasian serikat pekerja yang mencerminkan frustrasi terhadap kondisi kerja, gaji, dan tunjangan.

Baca Juga: Saham Starbucks Melonjak 20% Pasca Pengumuman Brian Niccol Sebagai CEO Baru

Saat ini, Starbucks sedang bertransisi ke model bisnis yang lebih didorong oleh teknologi, dengan lebih dari 70% penjualannya berasal dari aplikasi seluler dan layanan drive-thru di sekitar 9.500 toko di Amerika Serikat. 

Niccol telah mengunjungi beberapa toko dan berbicara dengan karyawan serta pelanggan, mengidentifikasi masalah seperti transaksi yang terasa impersonal, menu yang membingungkan, dan waktu tunggu yang lama.

Niccol menekankan pentingnya memberdayakan barista dengan alat dan waktu yang cukup untuk membuat minuman yang berkualitas. Ia juga mengakui bahwa pesanan melalui ponsel dapat menumpuk dan membebani pekerja.

Baca Juga: Starbucks Tunjuk CEO Resto Cepat Saji Chipotle, Brian Niccol jadi CEO Baru

Meskipun Niccol tinggal di Newport Beach, California, dan belum pindah ke kantor pusat Starbucks di Seattle, perusahaan menyatakan bahwa ia akan membagi waktunya antara toko-toko, kantor pusat, dan interaksi dengan karyawan Starbucks di seluruh dunia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×