Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Wedeman juga menyebutkan bahwa sumber daya untuk menggantikan pejabat korup masih terkontaminasi korupsi, yang menunjukkan kelemahan mekanisme pengawasan internal partai. Hal ini menjadi tantangan serius bagi efektivitas pemberantasan korupsi.
China mengakui bahwa bentuk-bentuk korupsi tradisional kini semakin kompleks, seperti suap yang disamarkan dalam bentuk saham atau aset yang diberikan kepada keluarga pejabat, sebagaimana diungkapkan oleh Fan Yifei, mantan Wakil Gubernur Bank Rakyat Tiongkok yang dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan.
Fokus pada Tingkat Akar Rumput
Pemberantasan korupsi tidak hanya menyasar pejabat tinggi, tetapi juga pegawai rendah dalam birokrasi. Dalam tayangan dokumenter tersebut, program menyoroti pentingnya menanggapi korupsi yang langsung dirasakan masyarakat.
“Dibandingkan dengan 'harimau' yang jauh, masyarakat lebih merasakan dampak korupsi di sekitar mereka,” kata Sun Laibin, profesor dari Universitas Peking.
Baca Juga: Xi Jinping: China Siap Jajaki untuk Hidup Berdampingan dengan Amerika Serikat
Ia menambahkan bahwa perjuangan melawan korupsi harus menyentuh hati rakyat sehingga mereka dapat merasakan perhatian partai secara mendalam.
Dengan langkah-langkah yang lebih tegas dan luas, China berkomitmen untuk memastikan bahwa perang melawan korupsi tetap menjadi prioritas utama di bawah pemerintahan Xi Jinping.