kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya kudeta di Sudan, perdana menteri dan pejabat tinggi ditangkap pihak militer


Senin, 25 Oktober 2021 / 13:50 WIB
Upaya kudeta di Sudan, perdana menteri dan pejabat tinggi ditangkap pihak militer
ILUSTRASI. Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok berbicara kepada media di Kanselir di Berlin, Jerman, 14 Februari 2020.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KHARTOUM. Perdana Menteri Sudah, sebagian besar anggota kabinet Sudan, beserta sejumlah pemimpin partai pendukung pemerintah ditangkap pihak militer pada hari Senin (25/10). Insiden ini diduga merupakan puncak dari ketegangan antara militer dan pemerintah sipil yang telah terjadi selama berminggu-minggu.

Melansir Reuters, pasukan militer dan paramiliter Sudan dikerahkan di seluruh ibu kota, Khartoum, dan membatasi pergerakan warga sipil. Di saat yang sama, gelombang unjuk rasa muncul di berbagai wilayah Khartoum.

Kanal televisi Al-Arabiya yang berbasis di Dubai melaporkan, bandara Khartoum ditutup dan penerbangan internasional ditangguhkan.

Saat ini belum ada komentar langsung dari pihak pihak militer. Kanal televisi pemerintah Sudan pun masih beroperasi seperti biasa. Sementara itu, layanan internet di Khartoum dilaporkan mati.

Baca Juga: Drone berbahan peledak serang bandara di Arab Saudi, sejumlah orang terluka

Mengutip sumber anonim, kantor berita Al-Hadath milik Saudi mengatakan bahwa Perdana Menteri Abdalla Hamdok adalah salah satu tokoh yang ditangkap. Saat ini ia ada di bawah tahanan rumah.

Pasukan militer Sudan, yang tak dikenal, juga dilaporkan menangkap empat menteri kabinet, satu anggota sipil dari Dewan Penguasa yang berkuasa, dan beberapa gubernur negara bagian dan partai penguasa.

Di bawah ancaman kudeta

Sudan sudah ada di bawah ancaman kudeta sejak upaya sebelumnya gagal pada bulan lalu. Sejak saat itu, militer dan sipil terus berupaya mencapai pembagian kekuasaan setelah penggulingan mantan pemimpin Omar al-Bashir pada 2019.

Baca Juga: Perluas pengaruh di Afrika, Rusia berencana bangun pangkalan angkatan laut di Sudan

Dikutip dari Reutes, Bashir akhirnya digulingkan dan dipenjara setelah berbulan-bulan rangkaian protes di jalanan. Transisi politik membuat Sudan bangkit dari keterpurukannya di bawah tiga dekade kepemimpinan Bashir.

Sebelum ditahan, Bashir sedang dipersiapkan untuk kembali menjabat melalui pemilihan umum pada akhir tahun 2023.

Ketegangan semakin meningkat bulan ini setelah koalisi kelompok pemberontak dan partai politik bersekutu dengan militer dan meminta Bashir untuk membubarkan pemerintah sipil.

Minggu lalu, beberapa menteri kabinet ikut serta dalam protes besar di beberapa bagian Khartoum dan kota-kota lain menentang prospek kekuasaan militer yang sudah digaungkan oleh kepala militer dari Dewan Berdaulat.

Selanjutnya: Perkuat kerja sama militer dengan Turki, Angola berharap bisa dapatkan drone tempur




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×