Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kekhawatiran yang meningkat terhadap utang global dan melemahnya nilai mata uang fiat mendorong investor dunia beralih ke Bitcoin, emas, dan perak.
Mata uang fiat di Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa terus melemah akibat tekanan politik dan ketidakstabilan ekonomi.
Sementara itu, aset alternatif mencatat rekor baru seiring lonjakan permintaan dari para investor.
Bitcoin Melonjak
Mengutip Coincentral.com, Bitcoin terus mendapatkan momentum di tengah menurunnya kepercayaan terhadap sistem moneter tradisional dan meningkatnya beban utang global.
Mata uang kripto ini naik ke rekor baru US$ 125.700 pada Minggu (5/10/2025), melampaui puncak sebelumnya di US$ 124.500. Nilainya telah meningkat lebih dari 16% sejak awal September, mencerminkan meningkatnya minat investor.
Dolar AS tercatat melemah hampir 30% terhadap Bitcoin tahun ini karena meningkatnya persoalan utang nasional.
Analis JPMorgan menulis dalam laporan tertanggal 3 Oktober:
“Investor bereaksi terhadap kekacauan fiskal dan mencari tempat penyimpanan nilai alternatif.”
Selain itu, Strategy Inc. melaporkan kepemilikan Bitcoin mereka mencapai rekor US$ 77,4 miliar pada Jumat lalu.
Baca Juga: Miliarder Ini Meyakini Bitcoin Takkan Pernah Jadi Mata Uang Cadangan Dunia, Mengapa?
Bursa kripto terpusat kini mencatat cadangan Bitcoin terendah dalam enam tahun terakhir, yang semakin memperketat pasokan dan memperkuat tren kenaikan harga.
Kekhawatiran makroekonomi memperkuat momentum positif ini.
Trader bahkan menjuluki reli Oktober kali ini sebagai “Uptober”, didorong oleh kekacauan politik dan melemahnya kepercayaan terhadap mata uang fiat.
Emas Cetak Rekor Baru
Emas juga mengikuti tren serupa, mencetak harga tertinggi sepanjang masa seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap pelemahan nilai mata uang.
Permintaan emas meningkat secara global, terutama di wilayah dengan kebijakan moneter yang tidak stabil dan tingkat utang yang tinggi.
Sementara itu, euro melemah 0,1% terhadap dolar akibat meningkatnya ketegangan politik di Prancis.
Tingginya utang dan lemahnya respons kebijakan di Eropa membuat emas semakin menarik sebagai aset stabil.
Investor melihatnya sebagai pelindung nilai tradisional di tengah ketidakpastian bank sentral.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$150.000, Analis: Kenaikan Besar Baru Dimulai
“Ini adalah perdagangan berbasis momentum yang didorong oleh ketakutan terhadap inflasi dan ketidakstabilan politik,” jelas Chris Weston dari Pepperstone.
Meskipun Bloomberg Dollar Spot Index sempat rebound tipis pada Senin, dolar tetap turun 8% sepanjang tahun ini.
Pelemahan dolar yang berkelanjutan ini menegaskan pergeseran menuju aset non-fiat.
Kenaikan harga emas yang terus bertahan menunjukkan keraguan yang tumbuh terhadap kemampuan bank sentral mengendalikan pasar uang.
Perak Mendekati Puncak
Perak kini juga menarik perhatian sebagai aset lindung nilai di tengah menurunnya daya tahan mata uang global.
Harga perak mendekati rekor puncaknya karena meningkatnya permintaan untuk aset cadangan alternatif.
Investor melihat perak sebagai cara praktis untuk melawan inflasi dan menjaga nilai kekayaan.
Di Asia, yen Jepang melemah 1,6% pada Senin setelah kandidat pro-stimulus Sanae Takaichi muncul sebagai calon terkuat perdana menteri berikutnya.
Kebijakan yang diharapkan dari Takaichi menurunkan ekspektasi terhadap pengetatan moneter, mendorong yen ke titik terendah baru terhadap Bitcoin dan emas.
Hal ini memperkuat tren global meninggalkan mata uang fiat.
Tonton: Bitcoin ETF Bakal Dorong Reli Bitcoin? Simak Proyeksi Perbankan Global!
Melemahnya yen, euro, dan dolar menciptakan pergerakan serempak menuju logam mulia dan Bitcoin.