kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.575   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.200   34,13   0,42%
  • KOMPAS100 1.118   1,88   0,17%
  • LQ45 785   -0,26   -0,03%
  • ISSI 293   2,39   0,82%
  • IDX30 410   -1,26   -0,31%
  • IDXHIDIV20 463   -1,44   -0,31%
  • IDX80 123   0,27   0,22%
  • IDXV30 133   0,44   0,33%
  • IDXQ30 128   -0,38   -0,30%

Utang jatuh tempo negara Teluk Persia US$ 94 M


Senin, 29 Februari 2016 / 16:48 WIB
Utang jatuh tempo negara Teluk Persia US$ 94 M


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

DUBAI. Harga minyak yang terus melemah telah membuat berbagai dampak buruk. Terutama pada negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC). Negara GCC adalah negara yang terdiri dalam enam negara di wilayah Teluk Persia. 

Enam negara tersebut diantaranya, Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman dan Uni Emirat Arab. Tak hanya mengalami perlambatan ekonomi, HSBC Holdings Plc menyebut negara GCC saat ini memiliki utang jatuh tempo sebesar US$ 94 miliar dalam dua tahun ke depan. 

HSBC menyebut, utang jatuh tempo negara yang kaya akan minyak ini terdiri dari obligasi US$ 52 miliar dan pinjaman sindikasi US$ 42 miliar. Dalam laporan HSBC, utang terbesar dimiliki oleh Arab Saudi dan Qatar. 

Permasalahan meningkat lantaran negara di kawasan tersebut menghadapi defisit fiskal yang mencapai US$ 395 miliar. Tak hanya itu, negara-negara di kawasan ini harus membayar bunga lebih tinggi akibat penurunan peringkat. 

Karena itu, Kepala Ekonom HSBC untuk Timur Tengah, Simon Williams mengatakan, harapan perbaikan kondisi dengan menjual surat utang dalam dollar AS justru akan memperburuk kondisi. "Cara GCC membayar utang lama dengan utang baru akan memperburuk keadaan di tengah likuiditas yang sangat ketat, naiknya suku bunga dan menurunnya peringkat surat utang," ujar dia. 

Sebenarnya, GCC telah memangkas produksi dengan harapan harga minyak bisa kembali bangkit dari level terendah dalam 12 tahun terakhir. Cara ini dinilai efektif lantaran negara GCC menghasilkan lebih dari seperempat minyak dunia tengah. Negara GCC juga disebut tengah kekeringan dollar di sistem perbankan mereka. Pemangkasan produksi dilakukan oleh Arab Saudi dan Oman. 

HSBC melaporkan, secara total negara Teluk memiliki utang sekitar US$ 610 miliar dalam mata uang asing. Utang tersebut berbentuk obligasi dan pinjaman sindikasi. HSBC menambahkan utang tersebut termasuk utang perusahaan, perusahaan finansial dan negara. Dimana, hampir setengah dari jatuh tempo karena dalam dua tahun ke depan dari di sektor perbankan.

Meski menutup utang lama dengan utang baru bukan cara terbaik. Tapi HSBC menilai itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh negara GCC. 
 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×