Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Gang Zeng, seorang peneliti Sinovac yang terlibat dalam studi CoronaVac, mengatakan vaksin ini bisa menjadi pilihan yang menarik karena dapat disimpan di lemari es normal dengan suhu 2-8 derajat Celcius dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun. "Dengan begitu, vaksin ini menawarkan beberapa keuntungan dalam proses distribusi ke daerah yang sulit mendapat akses pendinginan," kata Gang Zeng.
Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA Messenger Sintetic (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.
Vaksin Pfizer harus disimpan dan diangkut pada -70C meskipun dapat disimpan di lemari es biasa hingga lima hari, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal. Kandidat Moderna diharapkan stabil pada suhu lemari es normal selama 30 hari, tetapi untuk penyimpanan hingga enam bulan perlu disimpan pada -20C.
Baca Juga: AS akan memangkas pasukan militer di Irak dan Afghanistan besar-besaran
CoronaVac juga sedang dipertimbangkan oleh Brasil dan Indonesia untuk inokulasi dalam beberapa bulan mendatang. Indonesia telah meminta otorisasi darurat untuk memulai kampanye vaksinasi massal pada akhir tahun ini dan vaksin yang diproduksi oleh Sinovac dan Sinopharm China dijadwalkan untuk digunakan pada tahap awal kampanye.
Sao Paulo Brasil juga berencana untuk meluncurkan CoronaVac paling cepat Januari dan telah menyetujui kesepakatan pasokan dengan Sinovac.
“Keamanan yang sangat baik dari CoronaVac, dibandingkan dengan vaksin lain yang sedang dikembangkan, membuat penerimaan yang lebih besar oleh populasi,” Ricardo Palacios, manajer percobaan pusat biomedis Institut Butantan Brasil, yang menguji CoronaVac