kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vaksin Sinovac diklaim berhasil memicu antibodi terhadap virus corona dengan cepat


Rabu, 18 November 2020 / 16:53 WIB
Vaksin Sinovac diklaim berhasil memicu antibodi terhadap virus corona dengan cepat
ILUSTRASI. Vaksin corona dari Sinovac. REUTERS/Tingshu Wang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech berhasil memicu respons kekebalan tubuh dengan cepat meskipun tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut. Hal itu ditunjukkan dari hasil uji klinis yang dipublikasikan Sinovac pada Rabu (18/11).

Namun, para peneliti mengatakan vaksin bernama CoronaVac itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis terhadap kera.

Studi ini menjadi panas setelah berita optimis bulan ini dari pembuat obat AS Pfizer dan Moderna serta Rusia yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90% efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir dalam skala yang lebih besar. 

Baca Juga: AS intip latihan militer China dengan mengirim pesawat bomber B1-B Lancer

CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di China saat ini sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.

Temuan Sinovac, yang diterbitkan dalam makalah yang ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di China yang melibatkan lebih dari 700 peserta.

“Temuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari,” Zhu Fengcai, salah satu penulis makalah tersebut, dikutip Reuters, Rabu (18/11).

Zhu menambahkan, pihaknya yakin bahwa CoronaVac cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi. Para peneliti mengatakan temuan dari uji klinis tahap akhir, atau uji coba fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona. Sinovac saat ini menjalankan uji klinis Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki.

Baca Juga: Beijing dan Canberra kembali terlibat perang kata-kata, ada apa?

Profesor Universitas John Hopkins Naor Bar-Zeev mengingatkan hasil harus diinterpretasikan dengan hati-hati sampai hasil uji klinis tahap akhir dipublikasikan. "Meski begitu, setelah uji klinis tahap akhir dan setelah perizinan, kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.

CoronaVac adalah satu dari tiga vaksin COVID-19 eksperimental yang telah digunakan China dan disuntikkan ke ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat. Dua vaksin lainnya adalah CanSino dan Sinopharm.

Gang Zeng, seorang peneliti Sinovac yang terlibat dalam studi CoronaVac, mengatakan vaksin ini bisa menjadi pilihan yang menarik karena dapat disimpan di lemari es normal dengan suhu 2-8 derajat Celcius dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun. "Dengan begitu, vaksin ini menawarkan beberapa keuntungan dalam proses distribusi ke daerah yang sulit mendapat akses pendinginan," kata Gang Zeng.

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA Messenger Sintetic (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Vaksin Pfizer harus disimpan dan diangkut pada -70C meskipun dapat disimpan di lemari es biasa hingga lima hari, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal. Kandidat Moderna diharapkan stabil pada suhu lemari es normal selama 30 hari, tetapi untuk penyimpanan hingga enam bulan perlu disimpan pada -20C.

Baca Juga: AS akan memangkas pasukan militer di Irak dan Afghanistan besar-besaran

CoronaVac juga sedang dipertimbangkan oleh Brasil dan Indonesia untuk inokulasi dalam beberapa bulan mendatang. Indonesia telah meminta otorisasi darurat untuk memulai kampanye vaksinasi massal pada akhir tahun ini dan vaksin yang diproduksi oleh Sinovac dan Sinopharm China dijadwalkan untuk digunakan pada tahap awal kampanye.

Sao Paulo Brasil juga berencana untuk meluncurkan CoronaVac paling cepat Januari dan telah menyetujui kesepakatan pasokan dengan Sinovac.

“Keamanan yang sangat baik dari CoronaVac, dibandingkan dengan vaksin lain yang sedang dikembangkan, membuat penerimaan yang lebih besar oleh populasi,” Ricardo Palacios, manajer percobaan pusat biomedis Institut Butantan Brasil, yang menguji CoronaVac

Selanjutnya: Virus corona bukan lahir di Wuhan, kasus Covid-19 ditemukan di Italia lebih dahulu




TERBARU

[X]
×