Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Perusahaan tambang Brasil, Vale melaporkan kerugian sebesar US$ 694 juta pada kuartal IV tahun 2024. Realisasi tersebut lebih buruk dari tahun lalu yang mampu mencetak laba sebesar US$ 2,4 miliar. Ini karena Vale mencatatkan penurunan nilai pada beberapa aset logam di Kanada.
Vale sebagai salah satu produsen bijih besi terbesar di dunia juga mengumumkan remunerasi baru kepada pemegang saham melalui dividen dan pembelian kembali saham, yang disambut baik para analis. Vale juga memangkas estimasi belanja yang direncanakan pada tahun ini.
Kerugian bersih kuartalan perusahaan ini jauh di bawah target para analis yang memperkirakan laba Vale mencapai US$ 1,95 miliar. Kerugian ini karena penurunan nilai pada bisnis nikel Thompson dan proyek memperluas tambang Voisey's Bay kedua di Kanada.
Baca Juga: Komisaris Vale Indonesia (INCO) Mengundurkan Diri
Penurunan nilai tersebut menyusul tinjauan aset di Vale Base Metals, yang bulan lalu mengatakan telah mulai melakukan tinjauan strategis atas aset nikelnya di Thompson, termasuk potensi penjualannya.
Laba inti Vale yang diukur dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan mencapai US$ 3,79 miliar pada kuartal tersebut, turun 41% dan di bawah estimasi analis sebesar US$ 3,96 miliar.
Tidak termasuk penurunan nilai dan biaya tak terduga, laba bersih Vale akan mencapai US$ 872 juta pada kuartal tersebut, masih 64% lebih rendah dari tahun ke tahun di tengah penurunan harga bijih besi dan volume penjualan.
Di saat yang sama Vale mengumumkan dividen sekitar 2,14 real per saham dan pembelian kembali saham hingga 120 juta saham, hingga 3% dari basis sahamnya, yang akan dilakukan selama 18 bulan.
Analis Santander menyambut baik hasil Vale yang solid dengan mengutip angka operasi yang tidak termasuk penurunan nilai dan biaya tak terduga lainnya. "Kami mengharapkan reaksi pasar yang positif karena remunerasi pemegang saham yang lebih kuat dari yang diharapkan, dan program pembelian kembali yang baru," tulis mereka dalam sebuah catatan kepada klien.
Analis Itau BBA juga mengharapkan reaksi pasar yang positif, dengan mencatat seperempat dari dividen yang diumumkan merupakan pembayaran luar biasa.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Akan Garap Tambang Vale Indonesia (INCO) Senilai Rp 16 Triliun
Vale bulan lalu merilis laporan penjualan dan produksinya, yang menunjukkan penurunan hampir 5% dalam produksi bijih besi triwulanannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan perusahaan memprioritaskan produk dengan margin yang lebih tinggi.
Namun, perusahaan tambang tersebut mencatat produksi tahunan tertinggi sejak 2018 pada tahun tersebut.
Vale mengatakan laba bersihnya pada triwulan keempat mencapai US$ 10,1 miliar, turun 22% dan sebagian besar sesuai dengan ekspektasi analis.
Dalam pengajuan terpisah pada hari Rabu, Vale memangkas proyeksi belanja modalnya untuk tahun ini dari sekitar US$ 6,5 miliar menjadi sekitar US 5,9 miliar, sebagian besar pada investasi yang direncanakan lebih rendah dalam logam pertumbuhan dan transisi energi.