Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HANOI. Vietnam bersiap menantikan keputusan dari penyedia indeks global FTSE Russell pada Selasa (7/10/2025) waktu setempat terkait kemungkinan peningkatan status pasar sahamnya menjadi emerging market (pasar berkembang), sejajar dengan China dan India.
Langkah ini berpotensi membuka aliran investasi asing senilai miliaran dolar ke negara tersebut.
Saat ini, pasar saham Vietnam masih dikategorikan sebagai frontier market oleh FTSE maupun MSCI.
Baca Juga: Ekspor Alas Kaki Vietnam ke AS Anjlok 27% Akibat Tarif Baru Pemerintahan Trump
Status tersebut dianggap lebih berisiko dan membatasi akses investor institusional serta dana pasif global untuk membeli saham-saham di bursa lokal.
FTSE menyatakan dalam catatan bulan lalu bahwa pengumuman terkait re-klasifikasi Vietnam akan dilakukan pada 7 Oktober setelah penutupan pasar AS, sebagai bagian dari tinjauan tahunan reguler.
Indeks acuan Vietnam telah menguat 30% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu pasar saham dengan kinerja terbaik di Asia.
Namun, investor asing justru banyak melakukan aksi jual di tengah gejolak nilai tukar, lonjakan kredit yang dikhawatirkan memicu gelembung aset, serta aksi ambil untung.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Vietnam Akan Berkujung ke Korea Utara Pekan Ini
Optimisme Setelah Bertahun-Tahun di Daftar Pantauan
Vietnam telah masuk daftar pantauan FTSE untuk re-klasifikasi sejak 2018, namun perhatian kali ini meningkat setelah pemerintah menerapkan sejumlah reformasi pasar guna memenuhi persyaratan indeks global tersebut.
Menteri Keuangan Nguyen Van Thang bulan lalu menyatakan optimisme bahwa peningkatan status akan segera terwujud.
Meski demikian, jika FTSE benar-benar memberikan lampu hijau pekan ini, proses re-klasifikasi penuh baru akan efektif minimal enam bulan sesuai prosedur yang berlaku.
Langkah ini sedikit meleset dari target pemerintah Vietnam untuk masuk kategori emerging market sebelum 2025, namun tetap dianggap sebagai kemajuan signifikan.
Sementara itu, MSCI yang dikenal lebih ketat dalam penilaian belum diharapkan menaikkan status Vietnam dalam waktu dekat.
Baca Juga: Ekonomi Vietnam Tumbuh 8,23% pada Kuartal III, Didukung Lonjakan Ekspor
Potensi Aliran Modal Hingga US$5 Miliar
Pasar saham Vietnam saat ini menampung sekitar 1.600 emiten dengan kapitalisasi mencapai lebih dari US$300 miliar.
Negara ini memiliki porsi 36% dalam indeks FTSE Frontier Market — jauh di atas negara pesaing seperti Bangladesh, Kenya, dan Maroko.
Jika naik ke kategori secondary emerging market, Vietnam akan sejajar dengan pasar besar seperti China, India, Indonesia, dan Arab Saudi, meski dengan bobot indeks yang masih kecil.
HSBC memperkirakan Vietnam dapat menempati porsi 0,5% dalam FTSE Emerging Market Index, yang berpotensi menarik aliran dana sekitar US$3,4 miliar, termasuk US$1,5 miliar dari dana pasif.
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan arus masuk jangka pendek sekitar US$5 miliar sebelum dan sesudah peningkatan status.
Baca Juga: Ekspor Buah dan Sayur Vietnam Diprediksi Capai US$6,11 Miliar hingga September 2025
Namun sejumlah analis lokal menilai dampaknya mungkin tidak sebesar yang diharapkan.
“Narasi re-klasifikasi sudah kehilangan daya tariknya sebagai penggerak utama pasar,” tulis Mirae Asset Securities dalam risetnya, Senin (6/10).
Reaksi investor terhadap kemungkinan penundaan keputusan diperkirakan akan relatif tenang.
“Sentimen investor, baik domestik maupun asing, tampaknya tidak akan berubah drastis,” ujar Hoang Huy, analis strategi saham di Maybank Securities.