kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Virus corona dapat menginfeksi 60% populasi dunia jika tidak bisa dikendalikan


Rabu, 12 Februari 2020 / 09:47 WIB
Virus corona dapat menginfeksi 60% populasi dunia jika tidak bisa dikendalikan
ILUSTRASI. Warga di Hong Kong mengenakan masker. REUTERS/Tyrone Siu


Sumber: South China Morning Post,The Guardian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ahli epidemiologi kesehatan masyarakat terkemuka Hong Kong menjelaskan, epidemi virus corona dapat menyebar ke sekitar dua pertiga populasi dunia jika tidak dapat dikendalikan.

Peringatannya ini diutarakan setelah pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus pasien virus corona yang belum pernah mengunjungi China baru-baru ini bisa menjadi "puncak gunung es".

Melansir The Guardian, Prof Gabriel Leung, pimpinan pusat kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, mengatakan pertanyaan utama saat ini adalah mengetahui ukuran dan bentuk gunung es. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa setiap orang yang terinfeksi akan terus menularkan virus ke sekitar 2,5 orang lainnya. Itu memberi "tingkat serangan" mencapai 60%-80%.

Baca Juga: Ini daftar terbaru negara dengan Covid-19, Singapura terbanyak setelah China

"Sekitar 60% dari populasi dunia adalah jumlah yang sangat besar," kata Leung kepada The Guardian di London, dalam perjalanan ke pertemuan ahli di WHO di Jenewa pada hari Selasa.

Bahkan jika tingkat kematian umum serendah 1%, yang menurut Leung mungkin terjadi setelah kasus-kasus yang lebih ringan diperhitungkan, angka kematian akan sangat besar.

Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 44.890, meninggal 1.114,sembuh 4.699 (12/2-07.53 WIB)

Pada pertemuan WHO, dia mengungkapkan bahwa masalah utama adalah skala epidemi yang berkembang di seluruh dunia. Adapun prioritas kedua adalah untuk mengetahui apakah langkah-langkah drastis yang diambil oleh China untuk mencegah penyebaran telah berhasil. Karena, jika demikian, negara-negara lain harus berpikir untuk mengadopsi langkah Tingkok.

Informasi saja, otoritas kesehatan di provinsi Hubei China - pusat epidemi Covid-19 - melaporkan 94 kematian baru yang disebabkan oleh penularan, dan 1.638 kasus yang baru dikonfirmasi pada Selasa (11/2/2020). Melansir South China Morning Post, kondisi ini membuat total korban tewas yang diumumkan oleh komisi kesehatan provinsi Hubei masing-masing menjadi 1.068 dan 33.366 kasus.

Pejabat di Hubei telah melaporkan 103 kematian dan 2.097 kasus baru yang dikonfirmasi sehari sebelumnya.

Baca Juga: Efek Virus Corona, Harga Bahan Baku Farmasi Melonjak, Ada yang Hingga 100%

Sekitar 1.104 kasus baru yang diumumkan dikonfirmasi di ibukota Hubei, Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal dari pasar makanan laut dan daging.

Michael Ryan, kepala program darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pada hari Selasa di Jenewa bahwa Covid-19 memiliki potensi untuk menyebar lebih cepat daripada virus Ebola atau Sars. Awal pekan ini, Covid-19 melampaui wabah Sars 2002-03 dalam hal kematian yang terkait dengannya.

Kasus-kasus baru infeksi dengan coronavirus yang dikenal sebagai Covid-19, yang muncul di kota Wuhan di China, dilaporkan setiap hari di seluruh dunia.

Baca Juga: WHO resmi memberi nama virus corona, ini dia namanya

Di China, lebih dari 1.000 orang telah meninggal. Sementara, ada sekitar 42.638 orang diketahui telah terinfeksi di China daratan. Ratusan kasus telah dikonfirmasi di tempat lain, dengan virus dilaporkan di sekitar 25 negara di kawasan Asia-Pasifik serta Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×