Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank sentral China menurunkan suku bunga revers repo pada hari ini. Tetapi langkah itu dinilai "terlalu marjinal" untuk meningkatkan kegiatan ekonomi setelah wabah virus corona merebak.
Seperti diberitakan South China Morning Post, People's Bank of China (PBOC) mengatakan di situs webnya bahwa mereka menurunkan tingkat reverse repo tujuh hari menjadi 2,40% dari 2,50%, dan sementara untuk tenor 14 hari menjadi 2,55% dari 2,65%.
Baca Juga: Wow, Thailand sembuhkan pasien virus corona dengan kombinasi antivirus flu dan HIV
Pemangkasan itu terjadi ketika pasar keuangan China dibuka kembali setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang, ketika jumlah kematian akibat virus corona dan jumlah korban terinfeksi telah meningkat tajam.
Pada hari Senin, PBOC juga menyuntikkan total 1,2 triliun yuan atau setara US $ 173 miliar ke pasar uang melalui repo obligasi.
Pasar secara luas memperkirakan adanya pergerakan likuiditas, tetapi sebagian besar analis berpikir penurunan suku bunga akan menyusul setelah dampak ekonomi lebih jelas.
“PBoC telah menurunkan suku bunga yang dibebankan bank untuk likuiditas jangka pendek. Mengingat semakin banyaknya korban wabah virus corona, kami memperkirakan akan ada lebih banyak lagi pemotongan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics.
Baca Juga: Vietnam mengkonfirmasi tambahan tiga kasus virus corona baru
“Ini adalah pemangkasan kedua untuk tingkat ini dari siklus pelonggaran ini. Yang pertama adalah pemotongan lima basis poin pada kuartal terakhir," ungkapnya.
"Langkah ini kemungkinan akan diikuti oleh pemotongan tingkat suku bunga pada fasilitas pinjaman PBOC lainnya, yang seringkali bergerak bersama-sama," paparnya.
“Meskipun langkah ini akan menghilangkan tekanan dari bank dan peminjam, penurunan suku bunga terlalu marginal untuk memberikan penggantian kerugian yang substansial terhadap hambatan aktivitas ekonomi dari wabah virus corona. Memang, dengan kepercayaan bisnis dan konsumen pada lesu dan selera untuk meminjam terbilang lemah, penurunan suku bunga mungkin akan gagal untuk mengangkat pertumbuhan kredit," lanjut dia.
Baca Juga: Berhasil disembuhkan, rumah sakit China pulangkan 475 pasien virus corona
Hasilnya, menurut dia, adalah pelonggaran lebih lanjut tampaknya mungkin akan kembali terjadi dalam beberapa minggu mendatang kecuali ada perbaikan cepat dalam situasi virus corona.
"Kami sudah berada di sisi konsensus dovish sebelum wabah, dengan perkiraan untuk 50 basis poin tahun ini. Kami tidak akan terkejut jika PBOC sekarang menurunkan tarif bahkan lebih agresif dari itu. Paling tidak, pelonggaran kebijakan kemungkinan besar dimuat di depan tahun ini," pungkasnya.