Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand memperingatkan, tindakan yang lebih intensif mungkin diperlukan untuk menghentikan wabah virus corona baru, dan mendesak masyarakat untuk bekerjasama menahan penyebaran yang terjadi di sebagian besar wilayah negeri gajah putih.
Thailand telah memberlakukan langkah-langkah kontrol yang lebih ketat di beberapa bidang, termasuk pada bisnis hiburan, yang akan pemerintah tinjau kembali dalam tujuh hari ke depan, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Taweesin Wisanuyothin mengatakan.
Otoritas kesehatan Thailand mengonfirmasi 155 kasus baru virus corona pada Selasa (29/12) ketika klaster baru muncul, setelah wabah besar yang ditemukan 12 hari lalu di pasar makanan laut dekat Bangkok, di antara sebagian besar pekerja migran dari Myanmar.
Meskipun rendah dibandingkan dengan banyak negara, rata-rata 142 kasus harian di Thailand merupakan kemunduran dalam upayanya untuk mencegah virus corona, yang mencatat hanya 6.440 infeksi dan 61 kematian sejak kasus pertama pada Januari lalu.
Baca Juga: Setelah hampir dua bulan, Thailand laporkan kematian pertama akibat virus corona
Baca Juga: Hindari penyebaran varian baru virus corona, Filipina perluas larangan perjalanan
“Jika situasi terkendali, kami akan melanjutkan langkah-langkah saat ini. Jika tidak, kami akan meninjau semuanya. Jadi, kita perlu lebih membantu satu sama lain,” kata Taweesin, Selasa (29/12), seperti dikutip Reuters. Ia pun mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah.
Pembatasan terbaru yang Pemerintah Thailand umumkan pada Senin (28/12) termasuk larangan di Bangkok pada bisnis judi dan penutupan pada tengah malam untuk bar, klub malam, dan karaoke hingga 4 Januari 2021.
"Menjaga kasus baru di bawah 1.000 per hari mungkin memerlukan pembatasan yang lebih agresif seperti yang diberlakukan pada awal tahun untuk melawan wabah pertama," ujar Taweesin.
Langkah-langkah tersebut, yang mencakup penutupan mal, restoran, dan area hiburan, serta pembatasan perjalanan internasional, menyebabkan ekonomi Thailand yang bergantung pada sektor pariwisata mengalami kontraksi terbesar dalam 22 tahun terakhir pada kuartal kedua tahun ini.
Pada Selasa (29/12), kabinet setuju untuk mengizinkan migran ilegal dari Kamboja, Laos, dan Myanmar untuk mendaftar bekerja di Thailand selama dua tahun. Mereka juga menyetujui anggaran sekitar 11 miliar baht (US$ 366,30 juta) untuk memerangi wabah baru virus corona.