kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,70   5,97   0.67%
  • EMAS1.363.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vladimir Putin: Eropa Tak Berdaya dan Tak Siap Menghadapi Perang Nuklir


Senin, 10 Juni 2024 / 08:19 WIB
Vladimir Putin: Eropa Tak Berdaya dan Tak Siap Menghadapi Perang Nuklir
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Eropa ?tidak berdaya? dan tidak siap menghadapi konflik nuklir dengan Rusia. TASS/Dennis Grombkowski


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Eropa “tidak berdaya” dan tidak siap menghadapi konflik nuklir dengan Rusia.

Melansir The Telegraph, dalam pidatonya yang penuh permusuhan di Forum Ekonomi St Petersburg minggu ini, Putin juga meramalkan bahwa NATO akan gagal melindungi Eropa jika berperang dengan Rusia.

“Eropa tidak memiliki sistem peringatan dini yang berkembang. Dalam hal ini mereka kurang lebih tidak berdaya,” katanya sambil duduk di panggung bersama Luis Arce, presiden Bolivia, dan Emmerson Mnangagwa, presiden Zimbabwe.

Putin sebelumnya pernah membanggakan persenjataan nuklir Rusia. Namun ia meningkatkan retorikanya minggu ini di forum tersebut, yang diadakan saat sekutu NATO memperingati 80 tahun pendaratan D-Day di Normandia.

Hal ini termasuk menggunakan salah satu wawancara pertamanya dengan media Barat untuk mengklaim bahwa ia tidak berniat menyerang NATO, meskipun ia juga mengatakan bahwa ia siap mempersenjatai sekutu Rusia dengan rudal jarak jauh untuk menyerang Eropa.

Selama empat jam pidato dan sesi tanya jawab pada hari Jumat di akhir forum berorientasi bisnis, moderator bertanya kepada Putin apakah dia harus mengarahkan “pistol nuklir” ke Barat.

Baca Juga: Moskow Salahkan AS Atas Kematian Perempuan dan Anak-Anak Rusia

“Penggunaannya dimungkinkan dalam kasus luar biasa, jika terjadi ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah negara. Saya rasa kasus seperti itu tidak akan terjadi. Tidak ada kebutuhan seperti itu,” jawab Putin.

Presiden Rusia telah membuat kaget para komentator di Barat dengan menguji coba rudal yang dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Media Rusia juga membicarakan kemungkinan Kremlin melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya sejak tahun 1990, sebuah ancaman yang diulangi Putin pada hari Jumat.

“Jika perlu, kami akan melakukan tes. Sejauh ini hal itu tidak diperlukan,” ujarnya.

Mengutip Reuters, sebelumnya, pada Rabu (5/6/2024), Putin mengatakan dia dapat mengerahkan rudal konvensional dalam jarak serang ke Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa. 

Menurut Putin, ini akan terjadi jika mereka mengizinkan Ukraina menyerang lebih jauh ke Rusia dengan senjata jarak jauh Barat.

Putin mengatakan Barat salah jika berasumsi Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.

Baca Juga: Biden: Senjata AS Tak Diizinkan untuk Digunakan Serang Moskow dan Kremlin

Dia mengatakan doktrin nuklir Kremlin tidak boleh dianggap enteng. 

Ketika ditanya tentang seruan Sekjen NATO Jens Stoltenberg untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia, Putin membedakan antara berbagai jenis rudal.

Namun Putin memperingatkan bahwa membiarkan Kyiv menyerang Rusia dengan senjata yang lebih kuat merupakan eskalasi serius yang bisa menarik Barat ke arah perang Rusia dengan Ukraina. 

Memperkenalkan putri-putrinya

Dengan pasukannya yang melakukan serangan di Ukraina, ditambah politisi Barat yang berselisih pendapat mengenai bantuan militer untuk Kyiv, Putin tampak lebih santai dan percaya diri dalam sebulan terakhir.

The Telegraph melaporkan, warga Rusia yang berada di luar ruang forum utama mengatakan bahwa Putin adalah pahlawan yang telah menyelamatkan Rusia. Banyak yang mengantri untuk membeli kaos bertuliskan kutipannya yang membenarkan perangnya di Ukraina.

Meskipun para ekonom telah memperingatkan bahwa pertumbuhan PDB Rusia terutama didasarkan pada belanja militer, Putin sesumbar bahwa sanksi Barat telah gagal melemahkan perekonomian Rusia dan ia memperkuat hubungan Rusia dengan negara-negara di Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

“Tren makroekonomi yang positif mendapatkan momentumnya,” katanya. “Hal ini akan memungkinkan negara kita mempertahankan posisinya di antara negara-negara ekonomi terkemuka di dunia.”

Baca Juga: Ancaman Putin ke Barat: Rusia Bisa Kerahkan Rudal dalam Jarak Serang

Selain mendorong ancaman nuklirnya, Putin menggunakan forum tersebut untuk mempromosikan kedua putrinya yang memberikan pidato pada hari Kamis dan Jumat. Maria Vorontsova, 39 tahun, adalah seorang peneliti genetika. Sedangkan Katerina Tikhonova, 37 tahun, adalah seorang investor teknologi.

Putin tidak pernah secara terbuka mengakui kedua wanita tersebut sebagai putrinya dan ini adalah pertama kalinya mereka berdua menghadiri forum bisnis tersebut.

Para analis mengatakan kemunculan kedua putri Putin tidak berarti bahwa mereka sedang dipersiapkan untuk berkuasa, namun merupakan pola promosi bagi anak-anak orang dalam Kremlin.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×