Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Selasa (19/12) menyatakan siap berdialog dengan Ukraina tentang masa depan negara tersebut. Namun, Putin mengatakan langkah itu hanya bisa terjadi jika Ukraina mau.
Tidak hanya Ukraina, Rusia juga bersedia melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat atau pihak lain di Eropa jika mereka bersedia.
"Mereka yang agresif terhadap Rusia, di Eropa dan Amerika Serikat, apakah mereka ingin bernegosiasi? Biarkan mereka. Tapi kami akan melakukannya berdasarkan kepentingan nasional kami," kata Putin dalam pertemuan pejabat pertahanan Rusia di Moskow, dikutip Reuters.
Putin memang telah berulang kali menyampaikan kesediaannya untuk melakukan dialog yang berujung pada perdamaian. Banyak pejabat Barat yang mengatakan Putin baru mau melakukan pembicaraan dengan sungguh-sungguh setelah pemilihan presiden AS pada bulan November.
Di Ukraina, Putin menegaskan Rusia masih akan terus berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi milik mereka, dalam hal ini adalah wilayah Ukraina.
Baca Juga: Dituduh Akan Menyarang Anggota NATO, Vladimir Putin: Tidak Masuk Akal!
Kendali Rusia di Ukraina
Rusia menguasai sekitar 17,5% wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan tahun lalu memasukkan empat wilayah tambahan di Ukraina ke dalam kendalinya.
"Kami tidak akan mengabaikan tujuan operasi militer khusus. Industri pertahanan Rusia merespons lebih cepat dibandingkan negara-negara Barat. Rusia akan terus meningkatkan kekuatan nuklirnya dan menjaga kesiapan tempurnya pada tingkat tinggi," lanjut Putin
Pada pertemuan pejabat pertahanan, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu turut melaporkan kemajuan produksi industri pertahanan mereka.
Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Calonkan Diri sebagai Kandidat Independen Capres Rusia
Shoigu mengatakan, produksi tank Rusia meningkat sejak Februari 2022 sebesar 5,6 kali lipat, kendaraan udara tak berawak sebesar 16,8 kali lipat, dan peluru artileri sebesar 17,5 kali lipat.
Terkait jumlah pasukan cadangan, Shoigu mengatakan Rusia telah merekrut 490.000 tentara kontrak dan sukarelawan pada tahun 2023 dan tahun depan akan berusaha meningkatkan jumlahnya menjadi 745.000 orang.
Di lapangan, militer Rusia diklaim telah menempatkan ranjau di area seluas 7.000 kilometer persegi di Ukraina, beberapa di antaranya bahkan membentang sepanjang 600 meter.