Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada hari Minggu (30/3) bahwa tarif timbal balik yang akan diumumkannya pada pekan ini bakal mencakup semua negara, bukan hanya kelompok kecil yang terdiri dari 10 hingga 15 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan terbesar dengan AS.
Trump telah berjanji untuk mengungkap rencana tarif besar-besaran pada hari Rabu, yang dijulukinya "Hari Pembebasan."
Sebelumnya, Trump telah mengenakan tarif pada aluminium, baja, dan mobil, bersama dengan peningkatan tarif pada semua barang dari China.
"Anda akan memulai dengan semua negara," katanya kepada wartawan di atas Air Force One. "Pada dasarnya semua negara yang kita bicarakan."
Baru-baru ini, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan kepada Fox Business bahwa fokus tarif pemerintah akan diarahkan pada 10 hingga 15 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan terburuk, meskipun ia tidak mencantumkannya.
Baca Juga: Presiden Trump Berencana Kunjungi Arab Saudi di Pertengahan Mei 2025
Trump melihat tarif sebagai cara untuk melindungi ekonomi domestik dari persaingan global yang tidak adil dan sebagai alat tawar-menawar untuk persyaratan yang lebih baik bagi AS.
Namun, kekhawatiran tentang perang dagang meresahkan pasar dan menciptakan ketakutan akan resesi di AS.
Trump mengatakan ia akan mengenakan serangkaian tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan biaya pada ekspor AS, dengan janji untuk menyamakan bea negara-negara tersebut.
Pada bulan Februari, Trump menandatangani memorandum yang mengarahkan pejabat perdagangan AS untuk mendatangi negara demi negara dan menyusun daftar tindakan balasan yang disesuaikan.
Pekan lalu, ia menyarankan untuk mengurangi rencana timbal baliknya, mungkin mengenakan tarif dalam beberapa kasus dengan tarif yang lebih rendah daripada yang dikenakan negara kepada AS.