Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Siap-siap, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif imbal balik pada setiap negara yang memberi pajak impor atas barang-barang AS. Ini akan meningkatkan prospek perang dagang secara global dengan mitra dan musuh Amerika Serikat.
"Mengenai perdagangan, saya telah memutuskan demi tujuan keadilan, saya akan mengenakan tarif imbal balik, yang berarti apapun yang dikenakan kepada Amerika Serikat kami juga akan mengenakannya. Tidak lebih tidak kurang," ujar Trump kepada wartawan, dikutip Reuters.
Baca Juga: Berkat Stimulus, Penyaluran Kredit Baru China Cetak Rekor
Trump memerintahkan kepada timnya menghitung bea masuk agar bisa menyesuaikan tarif yang dikenakan negara lain terhadap barang-barang AS. Tim juga diminta menghitung pajak tambahan atas produk kendaraan, aturan keselamatan kendaraan atau semua hal yang berpotensi meningkatkan harga produk asal AS.
Perintah ini kemungkinan membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan bulanan. Nantinya AS juga akan meminta tanggapan dari para mitra dagang. Negara sasaran AS di antaranya China, Jepang, Korea Selatan dan Uni Eropa.
Tarif setara
Kebijakan tarif terbaru Trump telah mengguncang pasar dan meningkatkan kekhawatiran perang dagang global, dan mengerek inflasi AS. Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS, mengatakan, pemerintah akan menangani setiap negara yang terdampak tarif satu per satu. Dia menargetkan studi akan selesai pada 1 April 2025.
Baca Juga: Penjualan Ritel Amerika Serikat Anjlok pada Januari 2025
Trump juga berjanji akan menurunkan harga di tingkat konsumen, karena harga bisa saja naik dalam jangka panjang sebagai akibat dari kenaikan tarif. "Negara lain secara efektif tidak mengizinkan kita berbisnis. Jadi kita akan tetapkan angka wajar. Kita tentukan biaya hambatan perdagangan non moneter ini," ujar Trump.
Sejak menjabat pada 20 Januari 2025, Trump telah menetapkan tarif impor baja dan aluminium pada 12 Maret 2025. Trump juga mengenakan tarif sebesar 10% pada barang-barang yang diimpor dari China.
Trump juga berniat mengenakan tarif untuk barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko. Trump juga mempertimbangkan tarif terpisah untuk kendaraan, semikonduktor dan produk farmasi.
Perdana Menteri India Narendra Modi saat mengunjungi Trump melakukan negosiasi. Modi meminta pelonggaran tarif dan berjanji akan membeli lebih banyak minyak, gas dan pesawat tempur dari AS. "Kesepakatan ini dapat dilakukan dalam tujuh bulan ke depan," kata Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri.
Menurut Tiffany Smith, Wakil Presiden Perdagangan Global National Foreign Trade Council, idealnya, proses ini akan menghasilkan kerjasama dengan mitra dagang untuk menurunkan tarif dan hambatan perdagangan, bukan meningkatkan tarif.
Baca Juga: Freeport Indonesia Reduces Copper Ore Mining to 60% Capacity, Mining Official says