Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan lebih besar dari perkiraan pada Januari 2025.
Kemungkinan akibat suhu dingin ekstrem yang menghalangi konsumen mengunjungi showroom mobil.
Departemen Perdagangan AS melalui Biro Sensus melaporkan pada Jumat (14/2) bahwa penjualan ritel turun 0,9% bulan lalu, setelah mengalami revisi kenaikan sebesar 0,7% pada Desember.
Baca Juga: Donald Trump Umumkan ‘Reciprocal Tariff’ untuk Balas Pajak Impor AS
Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan penjualan ritel, yang sebagian besar terdiri dari barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, hanya turun 0,1%.
Sebagian besar wilayah AS tertutup oleh badai salju dan suhu beku bulan lalu. Selain itu, kebakaran hutan di California juga berpotensi berdampak pada penjualan.
Sebagian dari penurunan ini juga disebabkan oleh koreksi setelah empat bulan berturut-turut mengalami peningkatan signifikan, yang sebagian didorong oleh pembelian antisipatif konsumen menjelang penerapan tarif impor yang dapat meningkatkan harga barang.
Tarif 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada ditunda hingga Maret. Sementara tarif tambahan sebesar 10% untuk barang dari China mulai berlaku bulan ini.
Meskipun demikian, belanja konsumen masih ditopang oleh ketahanan pasar tenaga kerja, yang menjaga pertumbuhan upah tetap tinggi serta mendukung ekspansi ekonomi.
Baca Juga: AS Menyoroti Manipulasi Mata Uang dalam Sengketa Tarif, Apa Maksudnya?
Kekayaan rumah tangga juga mencapai rekor tertinggi berkat harga rumah yang meningkat, meskipun pasar saham mengalami sedikit pelemahan.
Penjualan ritel di luar sektor otomotif, bahan bakar, material bangunan, dan layanan makanan turun 0,8% bulan lalu, setelah mengalami revisi kenaikan sebesar 0,8% pada Desember.
Data ini, yang dikenal sebagai "penjualan ritel inti," lebih mencerminkan komponen pengeluaran konsumen dalam produk domestik bruto (PDB).
Para ekonom sebelumnya memperkirakan penjualan ritel inti akan naik 0,3% setelah sebelumnya dilaporkan melonjak 0,7% pada Desember.
Belanja konsumen yang kuat pada kuartal terakhir membantu mengimbangi dampak negatif dari penyusutan persediaan barang dalam perekonomian.
Baca Juga: FOMO Bitcoin Meningkat! Peluang Tembus US$125.000 pada Juni 2025 bakal Terjadi?
PDB AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,3% pada kuartal terakhir, setelah ekspansi sebesar 3,1% pada periode Juli-September.
Kinerja belanja konsumen yang solid ini membuat pertumbuhan ekonomi memasuki kuartal Januari-Maret dengan pijakan yang lebih kuat.