Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LONDON. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi memberikan sinyal bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk menggelontorkan kembali program pembelian obligasi zona Eropa bernilai triliunan euro. Menurutnya, kebijakan itu akan dievaluasi pada Desember mendatang.
Program QE kembali mencuat setelah tingkat inflasi di kawasan Eropa masih tetap rendah di tengah perlambatan ekonomi emerging market.
Menurut Draghi, inflasi rendah yang berkelanjutan membutuhkan analisis menyeluruh. Langkah ini juga dipertimbangkan sesuai komitmen bank sentral untuk mengerahkan seluruh amunisinya dalam menangani perlambatan ekonomi di kawasan zona euro.
"Rencana pembelian aset berjalan dengan baik dan terus menunjukkan dampak yang positif," jelas Draghi saat konferensi pers di Malta.
Namun, dia menambahkan, kecemasan mengenai kekuatan ekonomi emerging market dan volatilitas harga komoditas menandakan kebijakan ini harus dievaluasi lagi pada Desember.
Pernyataan tersebut, secara luas, memberikan indikasi bahwa program quantitative easing ECB senilai 1 triliun euro (US$ 1,1 triliun) akan diperpanjang melewati batas waktu awal yakni September 2016.
"Seluruh mata saat ini tertuju pada pertemuan ECB pada 3 Desember mendatang, saat prediksi inflasi 2016 dan 2017 akan dirilis. Jika prediksi inflasi 2017 direvisi turun menjadi sekitar 1,5%, maka ada alasan kuat untuk pelonggaran kebijakan lanjutan," jelas head of euro sovereign rates Aviva investors, Geoffroy Lenoir.