Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Jumlah jurnalis yang di penjara di seluruh dunia mengalami kenaikan tahun ini. Berdasarkan data yang dirilis Komite Perlindungan Jurnalis, jumlah jurnalis yang dipenjara mencapai 145 tahun ini, tertinggi sejak 1996.
Dalam laporan yang dipublikasikan dalam situs resminya, komite jurnalis mengatakan, jurnalis yang ditahan bertambah 9 orang di 2010 ketimbang tahun lalu. Iran dan China masing-masing menahan 34 jurnalis, yang jika dijumlahkan mencapai separuh dari total jurnalis yang ditahan.
Penahanan jurnalis di Iran dilakukan paska pemilu di 2009. Hal itu menunjukkan adanya upaya pembungkaman atas wartawan kritis yang terus berlangsung hingga saat ini. Di China, pemerintah menahan jurnalis Uighur dan Tobetan pada awal 2009 dan masih berlangsung hingga sekarang.
"Peningkatan jumlah jurnalis yang dipenjara di seluruh dunia merupakan hal yang sangat mengejutkan. Biasanya, penahan dilakukan oleh negara yang berperang melawan informasi itu sendiri," jelas Joel Simon, executive director Komite Perlindungan Jurnalis.
Laporan tersebut menulis, negara-negara yang menahan jurnalis antara lain Eritrea, Myanmar, Uzbekistan, Iram , dan China. Namun, jika ditotal, jumlahnya mencapai 28 negara. Salah satu jurnalis yang dipenjara adalah Liu Xiaobo, yang pada tahun ini menerima anugrah Nobel Perdamaian.
Data tersebut dikumpulkan melalui koordinator yang selalu memonitor media di Afrika; Asia; Amerika Utara, Tengah, dan Selatan; Eropa dan Asia Tengah ; Timur Tengah dan Afrika Utara.
