kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wajibkan tes usap anal Covid-19 untuk pelancong asing, China diprotes!


Senin, 08 Maret 2021 / 07:58 WIB
Wajibkan tes usap anal Covid-19 untuk pelancong asing, China diprotes!
ILUSTRASI. Pemerintah China telah mewajibkan usap anal Covid-19 invasif untuk semua wisatawan asing yang tiba di negara tersebut.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kebijakan Pemerintah China yang mewajibkan tes usap anal Covid-19 invasif untuk semua wisatawan asing yang tiba di negara tersebut mendapatkan protes dari sejumlah negara.

Informasi saja, China mulai menguji Covid-19 menggunakan usap anal pada akhir Januari. Komisi Kesehatan Nasional China mengklaim, tes tersebut memberikan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyeka hidung atau tenggorokan standar.

Menurut surat kabar Inggris The Times, pusat pengujian akan didirikan di bandara Beijing dan Shanghai.

Direktur departemen penyakit pernapasan Rumah Sakit Beijing You An Li Tongzeng mengatakan kepada Washington Post pada Januari, pengujian itu diperkenalkan setelah penelitian menunjukkan jejak virus tetap berada di anus lebih lama daripada saluran pernapasan.

"Jika kami menambahkan pengujian usap anal, itu dapat meningkatkan kemampuan kami dalam mengidentifikasi pasien yang terinfeksi," jelas Tongzeng. 

Baca Juga: Tunda dulu rencana pergi ke China, ini alasannya

Saat itu dia mengatakan usapan dubur hanya digunakan untuk mereka yang berada di karantina karena mengumpulkan swab itu tidak senyaman usap tenggorokan.

Langkah untuk mengusap semua pendatang internasional dengan cara swab anal menyusul seruan dari AS dan Jepang untuk berhenti melakukan tes "tidak bermartabat" pada warganya karena penderitaan mental yang mereka sebabkan.

Baca Juga: Jepang minta China menghentikan tes Covid-19 melalui dubur pada warganya, mengapa?

Melansir Kompas.com, media pemerintah China telah melaporkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa tes usap anal akan digunakan untuk beberapa kasus. Itu karena beberapa dokter dan peneliti di sana menganggap tes usap anal lebih bisa diandalkan daripada tes usap hidung dan tenggorokan.

Dilansir dari CNN, dokter penyakit menular di China bernama Li Tongzen mengatakan bahwa tes tersebut ditujukan untuk pasien tanpa gejala atau yang pulih dari Covid-19 dengan cepat.

“Mungkin tes tenggorokan tidak akan efektif untuk orang-orang ini dalam tiga sampai lima hari,” ujar Li Tongzeng.

Akan tetapi, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Christian Lindmeier dilansir dari Reuters, mengatakan bahwa pihaknya tetap merekomendasikan tes spesimen saluran pernapasan karena memberikan sampel terbaik.

Baca Juga: Mengenal dua kelompok model pengujian infeksi virus corona

Selain itu dikutip dari The Global Times, pakar lain yakni Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen Wuhan University, Yang Zhanqiu mengatakan, tes usap hidung dan tenggorokan masih paling efektif karena virus menular melalui saluran pernapasan.

Pada hari Selasa pekan lalu, China setuju untuk berhenti menggunakan usap dubur pada diplomat Amerika setelah beberapa anggota pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengeluh tentang metode tersebut.

"Departemen Luar Negeri AS tidak pernah menyetujui pengujian semacam ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri China ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf menjadi sasarannya," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS. 

Dia menambahkan bahwa Beijing mengatakan kepada mereka pengujian itu adalah "kesalahan" dan para diplomat seharusnya dibebaskan dari tes tersebut.

Pada hari Rabu, Pemerintah Jepang juga angkat bicara tentang "penderitaan psikologis" yang dialami warganya dari tes tersebut.

Baca Juga: Mengenal dua kelompok model pengujian infeksi virus corona

"Beberapa orang Jepang melapor ke kedutaan kami di China bahwa mereka menerima tes usap dubur, yang menyebabkan rasa sakit psikologis yang hebat," kata Katsunobu Kato, sekretaris kabinet Jepang, dalam konferensi pers.

Tes, yang memakan waktu sekitar 10 detik, melibatkan kapas yang direndam garam dimasukkan tiga sampai lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali. Kapas kemudian dilepas dan ditempatkan dengan aman dalam wadah uji. Sampel kemudian diuji jejak virusnya.

China telah berhasil mempertahankan tingkat infeksi Covid-19 yang rendah, dengan hanya 200 kasus aktif saat ini di antara populasi sebanyak 1,4 miliar.

Selanjutnya: Inilah gejala yang muncul terkait varian baru virus corona Inggris




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×