kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau aturan diperketat, perusahaan asal China tetap ngotot IPO di bursa AS


Rabu, 03 Juni 2020 / 16:03 WIB
Walau aturan diperketat, perusahaan asal China tetap ngotot IPO di bursa AS


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perusahaan belanja daring asal China Dada Nexus awal pekan ini mengatakan pihaknya berencana mengumpulkan dana hingga US$ 280,5 juta dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat (AS). Perusahaan ini justru mencoba menembus bursa Nasdaq New York di tengah tensi yang meningkat antara Washington dan Beijing.

Melansir artikel yang dimuat South China Morning Post (SCMP), Selasa (2/6) Dada Nexus menetapkan kisaran harga US$ 15 hingga US$ per American Depository Share (ADS) untuk 16,5 juta ADS dalam IPO. Melalui target harga tersebut, maka valuasi perusahaan ditaksir mampu menembus US$ 3,7 miliar.

Baca Juga: Ekonomi Australia masuk jurang resesi, pertama kali dalam 3 dekade terakhir

Nah, yang menjadi sorotan rencana IPO Dada ini datang di tengah pembatasan yang ketat dari anggota parlemen AS dan operator pertukaran saham terutama oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok yang go public di Amerika Serikat. Cara ini memang tengah digalakkan di Negeri Paman Sam sebagai upaya meningkatkan standar audit dan transparansi akuntansi.

Sementara itu, Dada mengeluhkan keputusan AS dan menilai hal tersebut bisa mengganggu rencana ekspansi bagi perusahaan yang disinggung dalam aturan tersebut.

"Aturan ini bisa menyebabkan ketidakpastian investor untuk emiten yang terdampak, termasuk kami, dan harga pasar ADS dapat terpengaruh, dan kami bisa saja dihapus dari bursa," tulisnya dalam keterangan resmi.

Perusahaan ini sebelumnya telah menargetkan jumlah dana yang ditampung dari hasil IPO bisa mencapai US$ 500 juta. Namun rencana itu terpaksa dihitung ulang karena kondisi politik yang tidak stabil, menurut salah satu sumber yang mengetahui hal tersebut.

Baca Juga: Perbatasan dengan India memanas, China gelar latihan perang di dataran tinggi Tibet

Dada mengatakan, e-dagang utama JD.com dan raksasa ritel Walmart saat ini sudah menjadi investor perusahaan. Keduanya juga telah menyatakan minat untuk membeli masing-masing US$ 60 juta dan US$ 30 juta pada masa IPO.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×