Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Perubahan besar tengah terjadi industri keuangan Amerika Serikat (AS). Senin kemarin (22/9), bank sentral AS menyetujui niat Morgan Stanley untuk berubah menjadi bank komersial. Selang beberapa jam kemudian, mantan bank investasi terbesar di AS itu menyatakan akan melego sebagian sahamnya kepada bank terbesar Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group Inc.
Keduanya telah menandatangani perjanjian awal. Isinya, Mitsubishi UFJ akan membeli maksimal 20% saham Morgan Stanley senilai US$ 8,4 miliar. Dengan masuknya bank Jepang itu, sebagai bank biasa, posisi Morgan Stanley akan makin kokoh sehingga bisa gencar berekspansi menarik simpanan nasabah.
Namun, langkah itu memudarkan harapan investor atas rencana merger Morgan Stanley dengan Wachovia Corp. "Sepertinya, Wachovia tak akan membeli siapa pun, Morgan Stanley harus jadi lebih kuat karena mereka tak punya dana yang stabil. Nah, investasi Mitsubishi dan regulasi baru membuat mereka sedikit stabil," kata Steve Gutch, Direktur Riset Clover Capital Management.
Sedikit kilas balik, wacana merger Wachovia dan Morgan Stanley telah berembus kuat sejak minggu lalu. Merger ini akan melahirkan perusahaan pialang ritel terbesar di AS. Di lain pihak, bisnis bank investasi Wachovia bakal semakin kuat.
Tren merger dan akuisisi
Para analis meramal, anjloknya kinerja institusi keuangan bakal membuat sektor finansial AS jadi lahan subur merger dan akuisisi tahun ini. Kini, institusi-institusi global akan mengincar perusahaan-perusahaan keuangan di AS. "Kami mencari transaksi yang benar-benar prospeknya baik dan dapat cepat rampung. Target kami adalah perusahaan yang tengah tertekan," ujar Marco Boschetti, Co-Head Global Merger and Acquisition Tower Perrin, sebuah perusahaan konsultan di New York,
Salah satu buktinya ialah antrean pembeli bank Washington Mutual Inc. (WaMu). Sejauh ini, sudah ada lima perusahaan yang menawar WaMu. Senin kemarin (22/9), sumber Bloomberg menyebut, para pengincar WaMu antara lain adalah: Toronto-Dominion Bank, JPMorgan New York, Wells Fargo & Co, serta Citigroup Inc.
Analis Michale Mayo dari Deutsche Bank AG pun meramal, dalam beberapa minggu ke depan, banyak perusahaan akan merger atau menyuntikkan modal ke perusahaan lain.
Di luar, itu dampak perubahan status Goldman Sachs dan Morgan Stanley akan mulai terasa. Kini, keduanya punya cukup amunisi untuk menghindari penyusutan aset. Mereka bisa memindahkan beberapa aset ke unit bank mereka. Mereka juga bisa mulai menghimpun dana dari simpanan nasabah. Morgan Stanley berencana mengembangkan jasa retail banking dan membangun sumber simpanan yang stabil dari sana.