Sumber: Bloomberg | Editor: Djumyati P.
CAIRO. Baru saja orang-orang Mesir menjalankan referendum untuk konstitusi baru yang memicu pertikaian antara kelompok Islam dan sekuler. Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Presiden Mahmoud Mekki dan Gubernur Bank Sentral Farouk el Okdah mengumumkan pengunduran dirinya.
Mekki mengundurkan diri karena merasa ada konflik antara politik dan profesinya sebagai hakim. Kepergiannya tentu menambah tantangan besar untuk Presiden Mohamed Mursi. Beberapa penasihat Mursi juga sudah mengundurkan diri sejak Mursi mengeluarkan dekrit bulan lalu yang melindungi keputusannya dari pengawas judicial dan meminta voting untuk konstitusi yang baru.
Sebelum pernyataan resmi, Mekki sempat mengatakan akan segera mengundurkan diri segera setelah referendum dijalankan. Sementara El-Okdah sebelumnya juga sudah mengindikasikan akan pensiun di akhir tahun ini karena alasan kesehatan.
Tapi bagaimana pun pengunduran diri Mekki sekarang ini menjadi pukulan besar untuk Mursi. Menurut Khalil el-Anani, pakar dari Durham University Inggris, “Semua orang di tim presiden mengundurkan diri kecuali para Islamis yang menjadi bagian isolasi politik Mursi dan kelompok persaudaraan”.
Draf konstitusi yang memicu kerusuhan ini terus membawa konfrontasi dengan kekerasan antara para penentang Mursi dan para suporter Islamis Mursi, termasuk anggota-anggota Muslim Brotherhood yang mendukungnya untuk duduk di kursi presiden.
Mursi menjadi pemimpin sipil Mesir pertama yang terpilih dalam pemilu yang bebas. Ia terpilih menjadi presiden di Juni lalu, tapi bulan ini Mursi sudah menunda permintaan Mesir untuk mendapatkan pinjaman dari IMF senilai US$ 4,8 miliar. Padahal perekonomian Mesir tengah berusaha untuk pulih dari pemberontakan menggulingkan presiden tahun lalu. Tapi tekanan di negeri ini terus terjadi karena demonstrasi yang berkepanjangan dan perbedaan pandangan politik dalam negeri. Cadangan devisa Mesir pun melorot menjadi sekitar US$ 15 miliar, lebih dari 50% di bawah cadangan devisa sebelum pemberontakan terjadi. Kondisi tak kunjung membaik bahkan setelah mereka mendapat suntikan dana dari Qatar.
Untuk hasil referendum putaran pertama yang berlangsung 15 Desember sendiri, 57% warga Mesir memilih ya dan 43% memilih menolak konstitusi yang diusulkan Mursi. Tapi kebanyakan orang Mesir sendiri sebenarnya memilih untuk tidak memilih, diperkirakan hanya 32% penduduk Mesir yang memilih.