Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India tidak memiliki rencana untuk memperpanjang lockdown selama 21 hari untuk memperlambat penyebaran virus corona. Hal ini diambil di tengah perjuangan untuk menjaga pasokan bahan pokok bisa tetap mengalir dan mencegah puluhan ribu orang pulang kampung ke pedesaan.
Dilansir dari Reuters, Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan 1,3 miliar orang di negara itu untuk tetap berada di dalam rumah sampai 15 April dengan mengatakan bahwa itulah satu-satunya harapan untuk menghentikan epidemi corona.
Baca Juga: Update: 722.196 kasus positif corona di 199 negara, 151.766 sembuh
Tetapi perintah itu telah menyebabkan jutaan orang miskin India menganggur dan kelaparan.
Menentang penguncian, ratusan ribu pekerja yang hidup dengan upah harian meninggalkan kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai dengan berjalan kaki ke rumah mereka di pedesaan.
Mereka mengatakan tidak punya makanan atau uang untuk tetap berada di kota-kota besar tanpa adanya pekerjaan.
Sekretaris Kabinet Rajiv Gauba mengatakan kepada mitra Reuters, ANI, bahwa tidak ada rencana untuk memperpanjang penutupan melebihi tiga minggu sekaligus menolak laporan bahwa kemungkinan penutupan akan berkepanjangan.
Baca Juga: PM India Narendra Modi minta maaf karena warga miskin jadi merana akibat lockdown
Kementerian kesehatan India menyebut negaranya memiliki 1.071 kasus virus corona yang 29 di antaranya telah meninggal.
Jumlah ini masih kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat, Italia dan China, tetapi para pejabat kesehatan mengatakan India masih beberapa minggu lagi dari lonjakan besar dalam kasus-kasus yang dapat membanjiri sistem kesehatan masyarakat yang lemah.
Namun tetangganya, Nepal, mengumumkan akan memperpanjang penutupannya untuk satu minggu lagi mulai Selasa.
Baca Juga: Aksi lockdown telah menyebabkan krisis kondom global
Negara yang terkurung daratan ini hanya memiliki lima kasus virus corona dan tidak ada kematian, tetapi dikhawatirkan virus tersebut akan menyebar ketika orang mulai bepergian.
"Jika penguncian tidak diperpanjang maka pergerakan orang akan meningkat meningkatkan risiko lebih banyak kasus virus," kata Surya Thapa, ajudan Perdana Menteri K.P.Sharma Oli.