Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Bagi negara-negara Muslim lainnya, kebijakan Israel di Al Aqsa telah lama menjadi salah satu isu yang paling dibenci dan bulan lalu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh meminta warga Palestina untuk berjalan ke masjid pada awal Ramadan.
Tahun lalu, bentrokan yang terjadi ketika polisi memasuki kompleks masjid, mendapat kecaman dari Liga Arab serta Arab Saudi, yang merupakan negara yang berupaya menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, memperluas upayanya untuk membangun hubungan dengan kekuatan regional termasuk Uni Emirat Arab.
Harapan Gencatan Senjata
Harapan terhadap gencatan senjata, yang memungkinkan Ramadan berlalu dengan damai dan memungkinkan kembalinya setidaknya sebagian dari 134 sandera Israel yang ditahan di Gaza, tampaknya telah dikecewakan, dan perundingan di Kairo tampaknya terhenti.
Di Gaza sendiri, di mana setengah dari 2,3 juta penduduknya tinggal di kota Rafah di bagian selatan, banyak yang tinggal di bawah tenda plastik dan menghadapi kekurangan makanan yang parah, suasananya juga suram.
Baca Juga: Palestina Mendesak Mahkamah Internasional ICJ Perintahkan Israel Akhiri Penjajahan
“Kami tidak melakukan persiapan apa pun untuk menyambut Ramadan karena kami telah berpuasa selama lima bulan,” kata Maha, ibu dari lima anak, yang biasanya memenuhi rumahnya dengan dekorasi dan mengisi lemari esnya dengan perbekalan untuk perayaan buka puasa malam saat orang-orang berbuka.
“Tidak ada makanan, kami hanya punya makanan kaleng dan nasi, sebagian besar makanan dijual dengan harga yang sangat mahal,” katanya melalui aplikasi chat dari Rafah, tempat dia mengungsi bersama keluarganya.
Di Tepi Barat, yang telah mengalami rekor kekerasan selama lebih dari dua tahun dan peningkatan kekerasan lebih lanjut sejak perang di Gaza, pertaruhannya juga tinggi, dengan kota-kota yang bergejolak seperti Jenin, Tulkarm atau Nablus bersiap menghadapi bentrokan lebih lanjut.
Di Israel, kekhawatiran akan adanya tabrakan mobil atau serangan penikaman oleh warga Palestina, juga menyebabkan peningkatan persiapan keamanan.
Bagi banyak dari mereka yang menunggu, tidak ada pilihan lain selain mengharapkan perdamaian.
Baca Juga: Israel Akan Menggempur Rafah Jika Sandera Tak Dibebaskan Sebelum Ramadan
“Ramadan adalah bulan yang penuh berkah walaupun tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, namun kita tetap tabah dan sabar, dan kita akan menyambut bulan Ramadhan seperti biasa, dengan dekorasi, nyanyian, dengan doa, puasa,” kata Nehad El- Jed, yang mengungsi bersama keluarganya di Gaza.
“Ramadhan mendatang, kami mendoakan Gaza kembali, semoga segala kehancuran dan kepungan di Gaza berubah, dan semua kembali dalam kondisi yang lebih baik.”