Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, Berkshire Hathaway yang dipimpin Warren Buffett menjual saham senilai US$ 133 miliar.
Buffett mengurangi kepemilikan besar Berkshire di Apple dan menjual hampir seperempat sahamnya di Bank of America.
Pada kuartal ketiga, empat saham utama: Apple, American Express (AXP), Bank of America, dan Coca-Cola (KO), menguasai 70% dari portofolio saham Berkshire senilai US$ 271 miliar.
Penjualan saham ini dilakukan saat indeks S&P 500 diperdagangkan pada 30 kali laba, salah satu angka tertinggi dalam sejarah.
Baca Juga: Lagi, Warren Buffett Jual Saham Bank of America. Total Mendekati US$7 Miliar
Namun, menarik untuk mencermati dua saham yang tetap dipertahankan oleh Buffett, yakni Coca-Cola dan American Express. Langkah ini mencerminkan pandangan Buffett terhadap keunggulan kompetitif serta prospek pertumbuhan kedua perusahaan tersebut.
1. Coca-Cola
Warren Buffett dikenal memilih merek-merek konsumen terkemuka sepanjang karier investasinya. Salah satu contohnya adalah investasi besar yang ia lakukan pada tahun 1988 di Coca-Cola, setelah kejatuhan pasar pada Black Monday 1987.
Saat itu, Coca-Cola tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba dua digit dan memiliki peluang besar untuk ekspansi internasional. Saham perusahaan diperdagangkan dengan valuasi menarik, yaitu 16 kali laba, yang membuat Buffett menginvestasikan seperlima ekuitas Berkshire di saham Coca-Cola.
Buffett belum pernah menjual satu pun saham Coca-Cola hingga saat ini. Pada akhir kuartal ketiga 2024, Berkshire memiliki 400 juta saham Coca-Cola, dengan nilai mencapai US$ 25 miliar pada harga saham saat ini. Saham tersebut juga memberikan dividen tahunan sebesar US$ 776 juta.
Meskipun Coca-Cola bukan lagi perusahaan dengan pertumbuhan tinggi seperti saat investasi awal Berkshire, perusahaan ini terus mencatatkan pendapatan yang stabil.
Baca Juga: 6-10 September 2024, Warren Buffett Jual 5,8 Juta Saham Bank of America
Dalam jangka panjang, Coca-Cola diproyeksikan mampu meningkatkan pendapatan lebih cepat dari rata-rata industri minuman global yang tumbuh sekitar 4% per tahun.
Saat ini, saham Coca-Cola diperdagangkan pada 21 kali estimasi laba tahun 2025 dengan imbal hasil dividen sebesar 3,14%. Bagi investor yang menginginkan pendapatan pasif stabil, Coca-Cola tetap menjadi pilihan yang menarik.