Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
2. American Express
Berkshire Hathaway telah memegang saham American Express selama lebih dari 30 tahun. Hingga kuartal ketiga 2024, Berkshire memiliki 151 juta saham perusahaan ini. Setelah menambah posisi pada 1998, Buffett memilih untuk mempertahankan sahamnya, seiring dengan pertumbuhan nilai perusahaan.
American Express mencatatkan pertumbuhan laba signifikan dari US$ 12,5 juta pada 1964 menjadi UIS$ 9,9 miliar pada tahun lalu. Pertumbuhan ini mencerminkan keunggulan kompetitif yang kuat dalam industri kartu kredit.
American Express dikenal dengan merek yang kuat, layanan pelanggan unggulan, dan model keanggotaan kartu. Pada kuartal ketiga 2024, pendapatan dari biaya kartu bersih meningkat 18% menjadi US$ 2,2 miliar.
Pendapatan berulang ini memungkinkan perusahaan untuk terus menarik anggota baru dan mempertahankan anggota yang ada.
Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham Apple, Tapi Miliarder Ini Justru Beli dengan Harga Tinggi
Anggota kartu American Express juga cenderung membelanjakan lebih banyak dibandingkan pelanggan kartu kredit lainnya. Meskipun belanja konsumen melambat, total volume transaksi perusahaan tetap tumbuh 6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan tingkat pertumbuhan laba diproyeksikan mencapai 25% pada 2024, American Express menunjukkan performa keuangan yang solid meskipun valuasinya cukup tinggi. Saham perusahaan diperdagangkan pada 20 kali estimasi laba 2025, lebih tinggi dari rata-rata historis 10 tahun sebesar 18 kali laba.
Buffett meyakini bahwa nilai American Express akan terus tumbuh, bahkan jika perusahaan menghadapi tantangan ekonomi seperti resesi.
Baca Juga: Warren Buffett Jual Saham Apple dan Bank of America, Kewaspadaan Berkshire Hathaway?
Karena itu, Coca-Cola dan American Express tetap menjadi bagian penting dari portofolio Berkshire Hathaway. Pilihan Buffett untuk mempertahankan kedua saham ini mencerminkan keyakinannya terhadap stabilitas dan prospek jangka panjang mereka.
Bagi investor, penting untuk mengevaluasi peluang investasi serupa sambil mempertimbangkan potensi risiko dan pertumbuhan pasar.