Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, yang dikenal sebagai "Oracle of Omaha," kembali mengurangi kepemilikan saham Apple dalam portofolio Berkshire Hathaway.
Mengutip nbclosangeles.com, penjualan ini adalah yang keempat kalinya berturut-turut, dan merupakan salah satu penjualan saham terbesar dalam portofolio ekuitas Berkshire.
Pada akhir September, nilai saham Apple yang dimiliki Berkshire tercatat sebesar US$69,9 miliar, yang berarti Buffett telah melepaskan sekitar seperempat kepemilikannya, dengan sisa sekitar 300 juta saham.
Jumlah ini menandai penurunan sebesar 67,2% dari akhir kuartal ketiga tahun lalu.
Baca Juga: Uang Tunai yang Ditimbun Warren Buffett Terus Meningkat Jadi Rp 5.117 Triliun
Alasan di Balik Penjualan Besar-Besaran Saham Apple
Penjualan saham Apple yang berkelanjutan ini menimbulkan pertanyaan tentang motif Buffett.
Meski belum ada alasan resmi yang dikonfirmasi, beberapa analis dan pemegang saham berpendapat bahwa penjualan ini mungkin dipicu oleh valuasi yang tinggi serta keinginan untuk mengurangi konsentrasi portofolio.
Sebelumnya, kepemilikan Apple dalam portofolio ekuitas Berkshire pernah mencapai setengah dari total portofolio, menjadikannya investasi tunggal terbesar dalam sejarah Berkshire.
Pada pertemuan tahunan Berkshire bulan Mei lalu, Buffett sempat menyiratkan bahwa penjualan ini mungkin terkait dengan strategi pajak.
Buffett berspekulasi bahwa pajak capital gain kemungkinan akan dinaikkan oleh pemerintah AS untuk menutupi defisit fiskal yang kian membesar.
Namun, skala penjualan yang besar membuat banyak pihak yakin bahwa ada alasan lain di balik manuver ini.
Baca Juga: Warren Buffett Tambah Kepemilikan Saham Sirius XM, Berkshire Hathaway Kini Kuasai 33%
Perjalanan Buffett Bersama Apple: Dari Skeptis hingga Tergoda Loyalitas Pelanggan
Berkshire pertama kali membeli saham Apple pada tahun 2016, dipengaruhi oleh kepercayaan dua orang lieutenannya, Ted Weschler dan Todd Combs.
Sebelum investasi ini, Buffett terkenal menghindari saham-saham teknologi karena menganggapnya berada di luar "lingkaran kompetensinya."
Namun, Apple adalah pengecualian, dan Buffett akhirnya "jatuh cinta" pada perusahaan ini karena basis pelanggan setianya dan daya tarik produk iPhone yang luar biasa.
Selama bertahun-tahun, Buffett meningkatkan kepemilikan saham Apple hingga menjadi yang terbesar di Berkshire, bahkan menyebut Apple sebagai bisnis terpenting kedua setelah asuransi.
Uang Tunai yang Menggunung dan Kebijakan Buyback yang Dihentikan
Selain penjualan besar-besaran saham Apple, Berkshire Hathaway saat ini mencatatkan kas sebesar US$325,2 miliar pada akhir kuartal ketiga, jumlah tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Namun, menariknya, Berkshire menghentikan pembelian kembali (buyback) sahamnya selama kuartal tersebut, sebuah langkah yang jarang dilakukan mengingat Buffett biasanya menggunakan buyback sebagai cara untuk mengelola kelebihan kas.
Baca Juga: Ini 2 Aset yang Lebih Dilirik Warren Buffett Dibanding Bitcoin
Bagaimana Harga Saham Apple dan Bursa Secara Keseluruhan?
Sepanjang tahun ini, saham Apple mengalami kenaikan sebesar 16%, sedikit tertinggal dari kinerja S&P 500 yang mencatat kenaikan 20%.
Penjualan saham Apple oleh Buffett dapat mempengaruhi persepsi pasar tentang nilai perusahaan teknologi ini, terutama di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Dengan langkah-langkah ini, tampaknya Buffett mengalihkan fokus Berkshire ke arah yang lebih hati-hati, mempersiapkan perusahaan untuk ketidakpastian ekonomi ke depan.
Manuvernya dengan saham Apple dan kas Berkshire yang menggunung menunjukkan strategi yang cermat dan mungkin merupakan bagian dari upayanya untuk menjaga stabilitas finansial dalam portofolio Berkshire di masa mendatang.