Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - OMAHA. Pada 5 Juli 2020, perusahaan Warren Buffett Berkshire Hathaway mengumumkan bahwa mereka mengakuisisi aset transmisi dan penyimpanan gas milik Dominion Energy dalam kesepakatan yang dilaporkan bernilai hampir US$ 10 miliar atau setara Rp 145,7 triliun dengan kurs Rp 14.570 per dollar AS.
Melansir The Motley Fool, aset yang dibeli Buffett termasuk saluran transmisi gas alam Dominion, kapasitas penyimpanan gasnya, dan kapasitas transportasi gasnya.
Dalam kesepakatan itu, Buffett juga akan memiliki bagian dari bisnis ekspor dan impor gas alam cair Dominion bersama dengan fasilitas penyimpanan. Berkshire berencana untuk menyelesaikan transaksi ini pada kuartal 4 2020.
Baca Juga: 4 Saran Warren Buffett tentang investasi, khusus bagi investor pemula
Pada situasi di mana semua orang membenci perusahaan-perusahaan energi, Oracle of Omaha telah membuat langkah besar yang dapat mengubah perspektif investor pada stok energi Kanada.
Mengutip Motley Fool, infrastruktur perusahaan energi menghadirkan cara yang ideal untuk meningkatkan industri. Infrastruktur adalah aset tetap yang mempertahankan aliran pendapatan yang relatif baik melalui posisi terendah siklus. Investor biasanya dapat mengharapkan aliran pendapatan yang dapat diprediksi dari aset infrastruktur energi.
Baca Juga: Warren Buffett & para investor bunyikan alarm akan kehancuran pasar yang lebih besar
Langkah Warren Warren baru-baru ini sama sekali tidak terduga. Namun, raja investasi dunia ini memiliki reputasi untuk membuat keputusan seperti itu. Buffett selalu berusaha untuk berinvestasi di perusahaan yang didasarkan pada model bisnis dan manajemen yang dapat dipercaya.
Dia memperhatikan potensi keseluruhan perusahaan untuk pertumbuhan di sektornya masing-masing sebelum dia membeli sahamnya.
Baca Juga: Elon Musk jadi orang nomor 7 terkaya dunia melewati Warren Buffett
Seperti yang diketahui, permintaan energi global berkurang pada awal tahun di tengah-tengah penguncian yang disebabkan pandemi. Sebagian besar negara sedang berupaya secara bertahap untuk membuka kembali ekonomi dan perbatasan internasional. Kemungkinan hal ini akan menyebabkan lonjakan permintaan untuk perusahaan energi.
Jika itu terjadi, peningkatan aktivitas akan mengarah pada dorongan keseluruhan untuk sektor energi global.