Sumber: The Motley Fool | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Warren Buffett, investor legendaris yang dijuluki "Oracle of Omaha", telah mencetak banyak kesuksesan lewat portofolio investasi Berkshire Hathaway.
Salah satu investasi jangka panjang paling menguntungkan dalam portofolio tersebut adalah saham Coca-Cola.
Sejak pertama kali diakuisisi pada April 1975, saham Coca-Cola telah menghasilkan total imbal hasil sebesar 22.400%. Nilai investasi awal sebesar US$ 1.000 pada saat itu kini setara dengan sekitar US$ 225.000 per April 2024.
Baca Juga: Warren Buffett Justru Borong Saham yang Analis Wall Street Rekomendasikan Jual
Coca-Cola saat ini merupakan salah satu dari tiga kepemilikan terbesar Berkshire Hathaway, bersama Apple dan American Express.
Nilai saham Coca-Cola yang dimiliki oleh Berkshire tercatat mencapai US$29 miliar, menjadikannya salah satu pilar utama portofolio perusahaan tersebut.
Buffett menyukai Coca-Cola karena beberapa alasan fundamental. Pertama, perusahaan ini memiliki "parit ekonomi" yang kuat yakni keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, berkat merek globalnya yang ikonik dan jangkauan produk di lebih dari 200 negara.
Strategi pemasaran yang konsisten, seperti sponsor Olimpiade, menjaga visibilitas merek secara global.
Selain itu, Coca-Cola memiliki kekuatan penetapan harga yang tinggi. Konsumen yang loyal memungkinkan perusahaan menaikkan harga tanpa kehilangan permintaan secara signifikan.
Baca Juga: Properti Tak Dilirik, Ini 3 Sektor yang Jadi Incaran Warren Buffett di Pasar Saham
Model bisnis Coca-Cola yang fokus pada penjualan konsentrat kepada mitra pembotolan juga menghasilkan margin operasional yang tinggi. Dalam satu dekade terakhir, margin operasional perusahaan tercatat rata-rata sebesar 27%.
Salah satu aspek paling menarik dari saham Coca-Cola bagi investor jangka panjang adalah dividennya. Berkshire Hathaway saat ini memegang sekitar 400 juta saham Coca-Cola.
Dengan dividen kuartalan sebesar US$ 0,51 per saham, konglomerat tersebut menerima pendapatan tahunan sekitar US$ 816 juta dari investasi ini. Coca-Cola juga telah meningkatkan dividennya selama 63 tahun berturut-turut, menjadikannya favorit bagi investor pencari pendapatan.
Meski demikian, saham Coca-Cola dinilai kurang cocok bagi investor yang mengejar pertumbuhan tinggi.
Baca Juga: Warren Buffett Hanya Beli Saham Kalau Penuhi 2 Kriteria Ini
Dalam lima hingga sepuluh tahun terakhir, kinerja saham ini tertinggal dibandingkan pasar secara umum. Dengan pertumbuhan industri yang cenderung stagnan, potensi kenaikan harga saham dalam jangka pendek dinilai terbatas.
Dengan rekam jejak imbal hasil luar biasa selama 50 tahun terakhir, Coca-Cola tetap menjadi salah satu contoh terbaik dari investasi jangka panjang yang sukses. Namun, daya tarik utama saham ini kini lebih terletak pada stabilitas pendapatan dividen daripada potensi pertumbuhan agresif.