CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.754   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.362   -54,96   -0,65%
  • KOMPAS100 1.159   -6,94   -0,60%
  • LQ45 844   -6,42   -0,76%
  • ISSI 292   -2,09   -0,71%
  • IDX30 440   -4,44   -1,00%
  • IDXHIDIV20 511   -3,54   -0,69%
  • IDX80 130   -1,04   -0,79%
  • IDXV30 135   -1,25   -0,92%
  • IDXQ30 141   -0,73   -0,52%

Washington Tarik Rudal dari Jepang di Tengah Ancaman Balasan China


Rabu, 19 November 2025 / 04:15 WIB
Washington Tarik Rudal dari Jepang di Tengah Ancaman Balasan China
ILUSTRASI. Krisis diplomatik antara Beijing dan Tokyo semakin memanas setelah PM Jepang Sanae Takaichi menyatakan bahwa negaranya dapat ikut campur secara militer jika terjadi krisis di Selat Taiwan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Media Jepang pada Senin (17/11/2025) melaporkan bahwa Amerika Serikat telah menarik sistem rudal yang mampu menyerang Beijing dari Jepang, di tengah meningkatnya ketegangan akibat pernyataan terbaru Perdana Menteri Jepang terkait Taiwan.

Mengutip South China Morning Post, sistem peluncur rudal Typhon Mid-Range Capability (MRC) milik Angkatan Darat AS, yang ditempatkan di pangkalan Iwakuni di Prefektur Yamaguchi sejak September untuk latihan gabungan AS-Jepang bertajuk Resolute Dragon 2025, telah dicabut, demikian dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Jepang pada Senin.

Kabar ini muncul ketika perselisihan diplomatik antara Beijing dan Tokyo semakin memanas setelah Sanae Takaichi menyatakan bahwa Jepang dapat ikut campur secara militer jika terjadi krisis di Selat Taiwan.

Sistem rudal Typhon mampu meluncurkan rudal jelajah serang darat Tomahawk dan rudal pertahanan udara SM-6 dengan jangkauan hingga 1.800 km. Jika ditempatkan di Jepang, jarak tersebut mencakup Beijing, Shanghai, dan banyak provinsi padat penduduk di China timur.

Penempatan ini menandai pertama kalinya AS mengoperasikan sistem Mid-Range Capability di Jepang dengan dalih untuk menguji kemampuan transisi militer cepat saat perang. China dan Rusia sebelumnya telah memprotes keras penempatan tersebut.

Baca Juga: China Batalkan Ratusan Ribu Penerbangan ke Jepang akibat Ketegangan soal Taiwan

Saat penempatan dilakukan, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan keberadaan Typhon bersifat sementara dan akan ditarik sekitar satu minggu setelah latihan berakhir pada 25 September.

Namun, sistem tersebut tetap berada di lokasi setidaknya hingga 10 November, ketika kelompok masyarakat sipil dari Prefektur Yamaguchi dan Hiroshima mengajukan petisi resmi meminta penarikannya. Penundaan yang panjang ini memicu kekhawatiran bahwa penempatan tersebut dapat berubah status menjadi permanen.

Pada Senin, kementerian memberi tahu otoritas lokal bahwa proses penarikan telah selesai, menurut laporan media setempat. Meski begitu, alasan keterlambatan penarikan tidak diungkapkan.

Ketegangan antara Beijing dan Tokyo melonjak dalam sepekan terakhir setelah Takaichi menyebut potensi konflik Taiwan yang melibatkan kekuatan militer sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” Jepang — kondisi yang secara hukum memungkinkan Tokyo bertindak bersama kekuatan militer Amerika Serikat.

Baca Juga: Dari Diplomasi ke Ancaman: China Babat Jepang dengan Senjata Ekonomi

Beijing mengecam pernyataan tersebut sebagai tindakan yang “merusak hubungan bilateral dan menantang tatanan internasional pascaperang”. Pemerintah China kemudian mengeluarkan peringatan perjalanan ke Jepang, membatalkan serangkaian agenda pertukaran, dan menyampaikan protes diplomatik berulang kali. Tindakan balasan tambahan diperkirakan akan menyusul, karena Takaichi dan kabinetnya menolak menarik pernyataan tersebut.

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk penyatuan. Sebagian besar negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat, tidak mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat. Namun, baik Tokyo maupun Washington menolak kemungkinan penyatuan melalui kekerasan.

Pekan lalu, ketika seorang jurnalis bertanya kepada Presiden Donald Trump mengenai pernyataan Takaichi dan menyebut bahwa China bukan sekutu AS, Trump menjawab bahwa “banyak sekutu kami juga bukan teman,” seraya menambahkan bahwa beberapa di antaranya “lebih memanfaatkan perdagangan dengan AS dibanding China.”

Tonton: Taiwan Larang Konsumsi Indomie Soto Banjar Lantaran Mengandung Etilen Oksida

Amerika Serikat juga menempatkan sistem rudal Typhon di Filipina utara saat latihan militer bersama tahun lalu, dan sistem tersebut hingga kini masih berada di lokasi. Dari posisi tersebut, jangkauan rudal mencakup Selat Taiwan serta Laut China Selatan.

Kesimpulan 

Penarikan sistem rudal Typhon dari Jepang terjadi tepat ketika hubungan Tokyo dan Beijing mengalami eskalasi tajam setelah komentar kontroversial Perdana Menteri Jepang mengenai kemungkinan intervensi militer di Taiwan. Meskipun Jepang sebelumnya menyatakan penempatan Typhon bersifat sementara, keterlambatan penarikannya memicu kecurigaan dan protes publik. Langkah AS tersebut tidak meredakan situasi karena Beijing tetap membalas secara diplomatik dan retoris, sementara dinamika geopolitik di kawasan tetap panas dengan keberadaan sistem serupa di Filipina yang masih aktif dan berada dalam jangkauan titik-titik sensitif di China dan Taiwan.

Selanjutnya: Sambut Hari Guru Nasional 2025, Ini Sejarah & Link Download Twibbon untuk Ucapan Guru

Menarik Dibaca: Pakai Gratis 20 Twibbon Galungan dan Kuningan 2025 Terbaru Ini




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×