Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Korea Selatan pada hari Rabu mengonfirmasi adanya 142 kasus baru virus corona, turun dari 851 sehari sebelumnya. Angka itu menjadikan total infeksi di Korsel menjadi 5.328 kasus. Ini merupakan kasus terbesar di dunia setelah China.
Sementara, melansir South China Morning Post, kasus harian baru China Daratan terus menurun di mana hanya terjadi 119 infeksi. Akan tetapi, kasus kematian baru yang dilaporkan hari itu melonjak menjadi 38, dari posisi 31 sehari sebelumnya. Jika ditotal, jumlah kematian akibat virus ganas ini di China menjadi 2.981 kasus.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan, 115 dari kasus baru di daratan dilaporkan di provinsi Hubei, pusat penyebaran wabah. Jumlah total infeksi di China daratan mencapai 80.270, dengan 49.856 pasien telah pulih.
Baca Juga: China akan gunakan obat radang sendi Roche untuk pasien virus corona yang parah
Penyebaran lewat tinja dan urin
Penyebaran infeksi virus corona melalui tinja dan urin telah diakui sebagai mode penularan tambahan dalam diagnosis dan rencana perawatan virus corona terbaru di China.
Mengutip penelitian di mana jejak virus corona ditemukan dalam sampel tinja pasien, hasil riset NHC menyimpulkan, kontak dengan aerosolisasi tinja dan urin yang terkontaminasi sebagai mode transmisi virus. Aerosolisasi mengacu pada konversi menjadi partikel yang cukup kecil sehingga mudah dibawa udara.
Otoritas kesehatan Tiongkok mengatakan bahwa tetesan pernapasan dan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi adalah cara utama penyebaran virus corona. NHC menambahkan, dalam hasil riset perawatan sebelumnya, transmisi aerosol dimungkinkan bagi mereka yang berada di lingkungan yang relatif tertutup untuk waktu yang lama.
Baca Juga: Pasca ke Italia, penumpang terinfeksi corona terbang dari Singapura ke Selandia Baru
Kekurangan masker
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa gangguan parah dan memuncak pada pasokan peralatan perlindungan medis membuat pekerja kesehatan tidak diperlengkapi untuk melawan wabah tersebut.
"Harga masker bedah telah meningkat enam kali lipat. Harga respirator N95 naik lebih dari tiga kali lipat dan baju tertutup harganya naik dua kali lipat," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers hari Selasa. "Pasokan bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk dikirim, manipulasi pasar tersebar luas, dan stok sering dijual kepada penawar tertinggi."
Baca Juga: Hantaman virus corona di Hong Kong lebih parah daripada China dan Jepang
Badan PBB memperkirakan bahwa produksi pasokan peralatan pelindung perlu ditingkatkan sebesar 40% untuk memenuhi permintaan global yang meningkat. Dikatakan 89 juta masker medis, 76 juta pasang sarung tangan pemeriksaan dan 1,6 juta pasang kacamata dibutuhkan setiap bulan untuk respons global dalam menghadapi virus corona.