Sumber: MarketWatch | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Rabu (21/7/2021) mengatakan, varian delta yang sangat menular dari SARS-CoV-2, kini sudah hadir di 124 negara. Varian ini akan menjadi strain dominan secara global dalam beberapa bulan mendatang karena mengungguli varian lainnya.
Melansir Market Wacth, WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguannya menyebut, varian delta terdeteksi di 13 negara baru dalam pekan yang berakhir 18 Juli. Jumlah global kasus Covid-19 baru naik 3,4 juta dalam seminggu. Angka ini melonjak 12% dari minggu sebelumnya.
Dunia menambahkan rata-rata 490.000 kasus per hari, dibandingkan dengan 400.000 kasus minggu sebelumnya. Jumlah kematian rata-rata hampir mencapai 57.000.
Sekarang ada lebih dari 190 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, dan lebih dari 4 juta orang telah meninggal karenanya.
Baca Juga: Studi di Kanada: Keganasan varian Delta meningkat
“Pada tingkat ini, diharapkan jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan secara global dapat melebihi 200 juta dalam tiga minggu ke depan,” kata data terbaru WHO tersebut.
Tiga "varian yang menjadi perhatian" lainnya juga menyebar. Varian alfa, pertama kali terdeteksi di Inggris, sekarang ada di 180 negara, naik dari 172 minggu lalu. Kemudian, varian beta, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, sekarang ada di 130 negara, naik dari 123 minggu lalu. Adapun varian gamma yang pertama kali ditemukan di Brazil hadir di 78 negara, naik dari 75 minggu lalu.
Baca Juga: Hadapi varian Delta, pemerintah tak buru-buru lakukan relaksasi
Market Watch memberitakan, peningkatan penularan tampaknya didorong oleh fakta bahwa varian baru ini lebih menular, serta pelonggaran langkah-langkah kesehatan masyarakat, yang lebih besar.
"Selain itu, ada pula faktor pencampuran sosial, dan sejumlah besar orang tetap rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 sebagai akibat dari distribusi vaksin yang tidak adil di seluruh dunia,” kata WHO, mengulangi kritik lama tentang bagaimana pasokan vaksin ditangani di seluruh dunia.
Menurut kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Dr. Rochelle Walensky, varian delta bertanggung jawab atas 83% dari semua kasus Covid-19 yang terjadi di AS.
Baca Juga: WHO: Delta bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi
Kondisi tersebut membuat AS mendorong dilakukannya vaksinasi kepada warga yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Pasalnya, kelompok itu bertanggung jawab atas sebagian besar kasus baru, rawat inap, dan kematian.
Masih mengutip Market Watch, penghitungan global untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, naik di atas 191,4 juta pada hari Rabu. Sementara jumlah kematian naik di atas 4,1 juta.
AS memimpin dunia dengan total 34 juta kasus dan kematian dengan 609.549.
Baca Juga: Cara membedakan gejala Covid-19 akibat virus corona varian Wuhan, Beta, Delta
India berada di urutan kedua dengan kasus 31,2 juta dan ketiga dengan kematian 418.480, menurut angka resminya.
Brasil berada di urutan kedua dalam kematian dengan 544.180 tetapi ketiga dalam kasus dengan 19,4 juta.
Meksiko memiliki angka kematian tertinggi keempat dengan 236.810 kasus. Akan tetapi hanya mencatat 2,7 juta kasus.
Di Eropa, Rusia terus mengungguli Inggris dengan angka kematian mencapai 148.229 kasus. Sementara Inggris mencatatkan 129.109 kematian. Hal ini menjadikan Rusia sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi kelima di dunia dan tertinggi di Eropa.
China, tempat virus pertama kali ditemukan pada akhir 2019, telah mencatatkan 104.362 kasus yang dikonfirmasi dan 4.848 kematian, menurut angka resminya.