kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

WHO: Delta bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi


Rabu, 21 Juli 2021 / 13:20 WIB
WHO: Delta bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi
ILUSTRASI. Sebuah studi dari Kanada yang menganalisis data lebih dari 200.000 kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan virulensi atau keganasan varian Delta dibandingkan dengan non-VOC. REUTERS/Denis Balibouse.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, interval waktu dari paparan ke hasil PCR positif pertama untuk virus corona varian Delta lebih pendek dibanding bukan variant of concern (non-VoC). 

Pernyataan WHO itu mengacu sebuah studi baru-baru ini dari Cina. Interval waktu dari paparan ke hasil PCR positif pertama untuk varian Delta adalah 3-5 hari. Sementara non-VoC 5-8 hari. 

Bahkan, menurut WHO, viral load dari hasil PCR positif pertama memperlihatkan, infeksi varian Delta lebih dari 1200 kali, lebih tinggi dari non-VoC. 

"Ini menunjukkan, VoC ini (varian Delta) mungkin bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi," kata WHO dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan COVID-19 yang terbit Selasa (20/7).

Baca Juga: Duh, Indonesia nomor 1 negara dengan kasus mingguan COVID-19 tertinggi di dunia

Peningkatan keganasan varian Delta

Sementara sebuah studi dari Kanada yang menganalisis data lebih dari 200.000 kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan virulensi atau keganasan varian Delta dibandingkan dengan non-VOC. 

Menurut studi itu, di antara kasus COVID-19, risiko rawat inap, masuk ICU, dan kematian terkait dengan varian Delta dibanding non-VOC masing-masing meningkat 120%, 287%, dan 137%. 

Peningkatan keparahan penyakit juga teridentifikasi untuk varian VoC lainnya, yakni Alpha, Beta, dan Gamma, dibanding dengan non-VOC: 59% untuk rawat inap, 105% untuk masuk ICU, dan 61% untuk kematian.

Baca Juga: Kenali, ini gejala umum dan kurang umum virus corona varian Delta




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×