kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,79   -11,72   -1.25%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO Dukung Paxlovid Pfizer untuk Terapi Covid-19 Pasien Berisiko Tinggi


Jumat, 22 April 2022 / 09:00 WIB
WHO Dukung Paxlovid Pfizer untuk Terapi Covid-19 Pasien Berisiko Tinggi
ILUSTRASI. WHO pada Kamis (21/4/2022) mendukung penggunaan pengobatan antivirus Covid-19 oral Pfizer pada pasien berisiko tinggi. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selain itu, Paxlovid belum diteliti untuk digunakan pada wanita hamil, wanita menyusui atau anak-anak. Faktor-faktor ini telah menyebabkan pasokan Paxlovid melampaui permintaan di negara-negara yang telah menyediakannya selama beberapa waktu.

Pfizer telah, dan terus, mencapai kesepakatan untuk menjual perawatan Covid-19 di sejumlah negara. Akan tetapi, detail seputar harga sebagian besar tetap dirahasiakan.

Awal tahun ini, perusahaan mengatakan pihaknya memperkirakan Paxlovid akan menghasilkan penjualan senilai US$ 22 miliar pada tahun 2022.

Produsen obat AS telah setuju untuk menjual hingga 4 juta pengobatan ke Unicef ​​untuk digunakan di 95 negara berpenghasilan rendah yang mencakup lebih dari setengah populasi dunia. 

Kesepakatan ini menyumbang lebih dari 3 persen dari proyeksi produksi 120 juta obat Pfizer tahun ini.

Baca Juga: Belum Kelar Isu Varian Omicron XE, Muncul Lagi Varian XJ di Thailand

Lebih dari 30 pembuat obat generik juga telah diizinkan untuk memproduksi versi obat yang lebih murah untuk dijual di 95 negara. Namun versi peniru dari sumber yang terjamin kualitasnya ini tidak akan siap dalam jangka pendek, kata WHO. 

Transparansi bisa berarti negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah akan terdesak ke ujung antrian, seperti yang terjadi pada vaksin Covid-19.

Secara terpisah, WHO juga memperbarui rekomendasinya tentang remdesivir Gilead, dengan mengatakan obat tersebut harus digunakan pada pasien Covid-19 ringan atau yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit. 

Sebelumnya, WHO merekomendasikan penggunaannya pada semua pasien Covid-19, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya.




TERBARU

[X]
×