kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,03   -19,46   -2.11%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Kasus Global Menurun, Tapi Subvarian Omicron Tetap Berbahaya


Jumat, 18 Februari 2022 / 11:32 WIB
WHO: Kasus Global Menurun, Tapi Subvarian Omicron Tetap Berbahaya
ILUSTRASI. Warga menggunakan masker di stasiun kereta api di Tokyo, Jepang, 17 Januari 2022.


Sumber: The New York Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 baru secara global mulai melambat. Di sisi lain, WHO juga melihat penyebaran subvarian Omicron yang lebih menular sedang meningkat.

Berdasarkan data WHO, kasus Covid-19 baru di seluruh dunia turun 19% pada periode 7-13 Februari, dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Di tengah tren penurunan ini, WHO mengimbau semua pihak untuk tidak cepat terlena karena subvarian Omicron, atau BA.2, justru sedang menyebar dengan cepat.

Melansir New York Times, WHO mengatakan bahwa BA.2 telah menjadi varian dominan di beberapa negara Asia, termasuk China, India, Pakistan, Bangladesh dan Filipina.

Baca Juga: Moderna: Vaksin Khusus Omicron Diharapkan Bisa Siap pada Bulan Agustus

Denmark jadi negara pertama di dunia yang melaporkan bahwa BA.2 telah melampaui BA.1, varian pertama Omicron yang telah lebih dulu menyebar secara global.

Menurut WHO, BA.2 sekarang menyumbang sekitar 1 dari 5 kasus Omicron baru yang tercatat di seluruh dunia.

Para ilmuwan mengatakan belum ada bukti bahwa BA.2 lebih mematikan daripada BA.1. Vaksin yang ada saat ini juga dianggap masih mampu bekerja dengan baik terhadap BA.2 seperti halnya terhadap bentuk Omicron lainnya.

Baca Juga: WHO: Omicron BA.2 akan Menjadi Varian yang Dominan di Seluruh Dunia

Pada hari Rabu (16/2), pimpinan teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa penurunan angka infeksi yang dilaporkan dunia mungkin tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

"Kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan terlalu banyak tren penurunan ini. Kekhawatiran yang lebih besar adalah peningkatan kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 selama enam minggu berturut-turut," ungkap Van Kerkhove, seperti dikutip New York Times.

Catatan WHO menunjukkan wilayah Mediterania Timur, yang mencakup Timur Tengah, melaporkan kematian paling banyak, dan wilayah Pasifik Barat melaporkan paling banyak kedua.

Saat ini WHO mengingatkan bahwa varian Omicron, serta subvariannya, bukanlah yang terakhir. Varian baru bisa muncul kapan saja sehingga masa depan pademi Covid-19 masih sangat sulit diprediksi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×