kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Pandemi corona belum berakhir hingga pertengahan 2022


Selasa, 27 Juli 2021 / 07:03 WIB
WHO: Pandemi corona belum berakhir hingga pertengahan 2022
ILUSTRASI. WHO melihat, pandemi belum akan berakhir setidaknya sampai satu tahun lagi. Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Jangan berharap pandemi Covid-19 bakal segera berakhir dalam waktu dekat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melihat, pandemi belum akan berakhir setidaknya sampai satu tahun lagi, tepatnya sampai dunia mencapai target vaksinasi global dan kekebalan komunitas terjadi. 

WHO menganggap wabah SARS-CoV-2 sebagai pandemi pada Maret tahun lalu. Keberhasilan pengembangan vaksin diyakini jadi kunci untuk mengakhiri kematian dan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh virus Covid-19. 

Namun, WHO menyatakan kekecewaan yang ekstrem karena kegagalan negara-negara kaya membantu vaksinasi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal itu menurut kepala WHO bisa mencegah pandemi berakhir. 

Pada Rabu (21/7/2021), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan target vaksinasi global untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada September. 

Baca Juga: Penelitian terbaru, inilah orang yang berisiko tinggi mengalami long Covid

Ghebreyesus berharap mencapai 40 persen vaksinasi global pada akhir tahun dan kemudian 70 persen pada pertengahan 2022. 

"Ini adalah tonggak penting yang harus kita capai bersama untuk mengakhiri pandemi," kata Ghebreyesus. 

"(Pandemi) akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya, karena solusinya ada di tangan kita." 

Baca Juga: Andaikan Covid-19 tak bisa hilang, ini gambaran hidup bersama virus corona

Masalahnya, hingga kini baru lebih dari 2 miliar orang telah divaksinasi Covid-19. Jumlah itu hanya sekitar seperempat dari populasi dunia, jauh di bawah target vaksinasi global 70 persen, yang dibutuhkan untuk mencapai kekebalan komunitas. 

Ghebreyesus pun mengungkapkan rasa frustrasinya, karena sebagian besar dari vaksin Covid-19 hanya menjangkau beberapa negara. Dia menyebut ketidakadilan vaksin sebagai "kegagalan moral" dan "merusak secara epidemiologis dan ekonomis."

Pakar kesehatan telah menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi yang rendah di wilayah tertentu di dunia memungkinkan virus menyebar, dan meningkatkan kemungkinan pembentukan mutasi baru. 

Walaupun vaksin yang ada masih efektif melawan mutasi saat ini, semakin banyak mutasi yang muncul maka virus bisa lolos dari kekebalan vaksin. 

Jika itu terjadi, Ghebreyesus memperingatkan bahwa vaksin baru harus dikembangkan dan seluruh dunia harus divaksin ulang. Adapun untuk mencapai target vaksinasi global, 70 persen dari populasi setiap negara diperlukan sekitar 11 miliar dosis vaksin Covid-19, menurut Ghebreyesus melansir Newsweek pada Sabtu (24/7/2021). 

Baca Juga: Tracer digital jadi upaya peningkatan tracing sesuai standar WHO

Untuk segera mengisi kesenjangan pasokan vaksin Covid-19, Ghebreyesus mengatakan negara-negara kaya perlu mulai berbagi dosis daripada menimbun jika diperlukan dosis booster. Namun itu hanya solusi jangka pendek. 

Dunia kata dia, perlu "secara dramatis" meningkatkan jumlah vaksin yang sedang diproduksi untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah. 

Baca Juga: Kasus melonjak, China catat infeksi COVID-19 tertinggi sejak akhir Januari

"Ada banyak penyakit yang membuat kita kekurangan vaksin, tes yang baik, dan perawatan yang efektif. Tidak demikian untuk Covid-19. Kita memiliki semua alat yang dibutuhkan," kata Ghebreyesus. 

"Itu berarti mengakhiri pandemi pada dasarnya bukanlah ujian penemuan ilmiah, kekuatan finansial, atau kecakapan industri; ini adalah ujian karakter."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir Setidaknya hingga Pertengahan 2022"
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum

Selanjutnya: Berikut 6 cara kerja vaksin Sinovac lawan virus corona




TERBARU

[X]
×