Sumber: The Guardian,Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin (1/3/2020) bahwa adanya pemikiran pandemi Covid-19 akan berakhir pada akhir tahun itu "prematur" dan "tidak realistis".
Namun, dia bilang, kedatangan vaksin yang efektif baru-baru ini setidaknya dapat membantu mengurangi secara dramatis rawat inap dan kematian akibat virus corona.
Melansir AP, menurut Dr. Michael Ryan, direktur program kedaruratan WHO, fokus tunggal dunia saat ini adalah menjaga penularan Covid-19 serendah mungkin.
“Jika kita pintar, kita bisa menyelesaikan rawat inap dan kematian serta tragedi yang terkait dengan pandemi ini pada akhir tahun," katanya pada jumpa pers.
Baca Juga: Menkes terbitkan aturan vaksin mandiri, ini jenis-jenisnya yang akan digunakan
Ryan mengatakan WHO diyakinkan dengan data yang muncul bahwa banyak dari vaksin berlisensi tampaknya membantu mengekang penyebaran eksplosif virus.
“Jika vaksin mulai berdampak tidak hanya pada kematian dan tidak hanya pada rawat inap, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penularan, maka saya yakin kita akan mempercepat pengendalian pandemi ini,” paparnya seperti yang dikutip AP.
Baca Juga: Anak-anak di bawah 12 tahun mungkin mendapatkan vaksin Covid-19 pada awal 2022
Tetapi Ryan memperingatkan agar masyarakat dunia tidak berpuas diri. Dia mengatakan tidak ada yang bisa dijamin dalam epidemi yang berkembang.
“Saat ini virus sangat terkendali,” katanya.
Sementara itu, direktur jenderal WHO mengatakan "sangat disesalkan" bahwa orang dewasa yang lebih muda dan lebih sehat di beberapa negara kaya divaksinasi terhadap virus corona sebelum petugas kesehatan yang berisiko di negara berkembang.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan imunisasi yang diberikan melalui upaya COVAX yang didukung PBB dimulai minggu ini di Ghana dan Pantai Gading. Akan tetapi, dia menyesalkan bahwa ini terjadi hanya tiga bulan setelah negara-negara seperti Inggris, AS dan Kanada mulai memvaksinasi populasi mereka sendiri.
Baca Juga: WHO: Dunia harus belajar hidup dengan Covid-19
“Negara tidak berpacu dengan satu sama lain. Ini adalah perlombaan umum melawan virus. Kami tidak meminta negara untuk mempertaruhkan rakyatnya sendiri. Kami meminta semua negara untuk menjadi bagian dari upaya global untuk menekan virus di mana-mana," katanya.
Baca Juga: Presiden Ghana: Jangan ragu, vaksin Covid-19 tidak akan musnahkan ras Afrika
Tetapi WHO berhenti mengkritik negara-negara yang bergerak untuk memvaksinasi populasi yang lebih muda dan lebih sehat daripada menyumbangkan dosis vaksin mereka ke negara-negara yang belum dapat melindungi masyarakat mereka yang paling rentan.
Takdir menjadi endemik
Sebelumnya, melansir The Guardian, pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir 2020 lalu mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 ini bisa menjadi endemik.
WHO menyatakan, meskipun pandemi virus corona yang terjadi saat ini di dunia sangat parah, kasus ini belum tentu yang besar. Pakar WHO mengatakan, dunia harus belajar untuk hidup dengan Covid-19.
"Virus corona sudah ditakdirkan menjadi endemik, bahkan saat vaksin mulai diluncurkan," kata Profesor David Heymann, ketua kelompok penasihat strategis dan teknis WHO untuk bahaya infeksi pada pengarahan media terakhir WHO untuk tahun 2020.
Dia menambahkan, “Dunia mengharapkan kekebalan kawanan, yang entah bagaimana penularannya akan menurun jika cukup banyak orang yang kebal."
Baca Juga: WHO: Virus corona ditakdirkan akan menjadi endemik
Namun, Heymann, yang juga merupakan seorang ahli epidemiologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan konsep kekebalan kawanan telah disalahpahami.
“Tampaknya takdir SARS-CoV-2 [Covid-19] menjadi endemik, seperti halnya empat virus corona manusia lainnya, dan akan terus bermutasi saat berkembang biak di dalam sel manusia, terutama di area dengan penerimaan yang lebih intens," paparnya seperti yang dilansir dari The Guardian (29/12/2020).
“Untungnya, kami memiliki alat untuk menyelamatkan nyawa, dan ini dikombinasikan dengan kesehatan masyarakat yang baik akan memungkinkan kami untuk belajar hidup dengan Covid-19,” tambahnya.